Peradaban Islam di Nusantara: Kontinuitas, Perubahan, dan Warisan

Authors

  • Abd Rahim Razaq SCOPUS ID: 55866101624, Universitas Muhammadiyah Makassar

Peradaban Islam, Nusantara, Kontinuitas, Perubahan, Warisan

Abstract

Artikel ini mengkaji perkembangan peradaban Islam di Nusantara dengan menekankan tiga aspek utama: kontinuitas, perubahan, dan warisan. Sejak masuknya Islam melalui jalur perdagangan, dakwah, dan jaringan ulama pada abad ke-13, proses Islamisasi tidak berlangsung secara revolusioner, melainkan melalui interaksi yang akomodatif dengan tradisi lokal, Hindu-Buddha, dan adat yang telah mapan. Kontinuitas peradaban Islam terlihat dalam bertahannya lembaga pendidikan Islam tradisional seperti pesantren di Jawa dan surau di Sumatera yang hingga kini masih memainkan peran penting dalam transmisi ilmu keislaman. Selain itu, praktik sosial keagamaan yang menekankan musyawarah, gotong royong, dan etika kolektif merupakan warisan berkelanjutan dari nilai-nilai Islam Nusantara.

Perubahan dalam peradaban Islam tampak jelas pada era kolonialisme Eropa, ketika pendidikan Barat mulai menggeser sistem pendidikan tradisional. Namun, tantangan tersebut justru memunculkan gerakan pembaruan Islam dengan lahirnya organisasi seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama yang berusaha mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan modernitas. Pasca-kemerdekaan, Islam juga mengalami perubahan dalam peran politiknya, baik sebagai bagian dari gerakan kebangsaan maupun dalam merespons dinamika ideologi negara.

Warisan peradaban Islam Nusantara dapat dijumpai dalam berbagai aspek, mulai dari arsitektur masjid, hukum adat yang bernafaskan syariat, karya sastra keagamaan, hingga nilai inklusivitas yang memperkuat identitas kebangsaan Indonesia. Dengan menggunakan pendekatan historis-analitis berdasarkan sumber primer dan sekunder, kajian ini menunjukkan bahwa peradaban Islam Nusantara memiliki kontribusi signifikan dalam membentuk karakter bangsa Indonesia yang pluralis, religius, dan berkeadaban, sekaligus menjadi inspirasi bagi pengembangan masyarakat di era kontemporer.

References

Azra, A. (2004). Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII & XVIII. Jakarta: Kencana.

Bowen, J. R. (2003). Islam, Law, and Equality in Indonesia: An Anthropology of Public Reasoning. Cambridge: Cambridge University Press.

Bruinessen, M. van (1999). Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat: Tradisi-Tradisi Islam di Indonesia. Bandung: Mizan.

Dhofier, Z. (2011, ed. revisi). Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kiai dan Visinya. Jakarta: LP3ES.

Drewes, G. W. J. (1968). An Introduction to the Bahasan Histories of Indonesia. The Hague: Martinus Nijhoff.

Feener, R. M. (2013). Shari‘a and Social Engineering in Aceh, Indonesia. Oxford: Oxford University Press.

Gottschalk, L. (1985). Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press.

Hefner, R. W. (2020). Civil Islam: Muslims and Democratization in Indonesia. Princeton: Princeton University Press.

Johns, A. H. (2001). Sufism as a Category in Indonesian Literature and History. Journal of Southeast Asian Studies, 32(1), 23–47.

Laffan, M. (2011). The Makings of Indonesian Islam: Orientalism and the Narration of a Sufi Past. Princeton: Princeton University Press.

Reid, A. (2010). Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450–1680. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Ricklefs, M. C. (2006). Sejarah Indonesia Modern 1200–2008. Jakarta: Serambi.

Riddell, P. G. (2001). Islam and the Malay-Indonesian World: Transmission and Responses. Honolulu: University of Hawai‘i Press.

Ropi, I. (2019). Religion and Regulation in Indonesia. Singapore: Palgrave Macmillan.

Sjamsuddin, H. (2012). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Steenbrink, K. (1984). Pesantren, Madrasah, Sekolah: Pendidikan Islam dalam Kurun Modern. Jakarta: LP3ES.

Woodward, M. R. (2011). Java, Indonesia and Islam. Dordrecht: Springer.

Yusof, A. (2021). “Islam Nusantara: Continuity and Changes in the Historical Development of Southeast Asian Islam.” Islamic Studies Journal for Social Transformation, 5(1), 15–34.

Downloads

Published

2025-06-10