Peningkatan Keterampilan Proses Sains Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pada Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri I Lappariaja

Sunarti Sunarti

Abstract


Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk menjawab masalah yang telah dikemukakan di atas. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri I Lappariaja tepatnya di desa Patangkai, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, dengan Subjek seluruh siswa kelas VIIIB dengan jumlah siswa adalah 24 siswa yang terdiri atas 5 laki-laki dan 19 perempuan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan tahapan sebagai berikut: Perencanaan, Pelaksanaan ,Pengamatan ,Refleksi. Prosedur penelitian dilakukan dalam dua siklus yaitu ( 1)Siklus (1) Tahap perencanaan tindakan (planning);(2)Tahap pelaksanaan tindakan (acting;  3) Tahap pengamatan dan evaluasi (observing); (4) Tahap refleksi (reflection). Hasil analisis dari siklus I menjadi acuan untuk merencanakan siklus II   dengan harapan untuk mencapai hasil yang lebih baik dari siklus sebelumnya. Siklus II pada dasarnya langkah-langkah yang dilakukan pada siklus II relative sama dengan perencanaan dan pelaksanaan pada siklus I dengan mengadakan beberapa perbaikan dan penambahan sesuai dengan kenyataan yang ditemukan. Menyusun rencana pada siklus II berarti menyusun rencana berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Dari table 1 menunjukkan bahwa skor rata-rata (mean) hasil keterampilan proses sains   setelah diterapkan model pembelajaran berdasarkan masalah. Pada siklus I adalah 65,3  dari skor ideal yang mungkin dicapai adalah 100. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya perhatian siswa dengan melakukan kegiatan lain selama proses pembelajaran berlangsung. Apabila skor hasil belajar siswa dikelompokkan ke dalam 5 kategori maka diperoleh distribusi  frekuensi nilai seperti yang disajikan pada tabel 2 dan terlihat jelas bahwa  masih ada siswa yang berada pada kategori sangat rendah tidak ada dan sekitar 20,8% siswa yang berada pada kategori rendah. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya siswa yang memperhatikan pelajaran.Pada siklus II secara individual, skor yang dicapai siswa bervariasi dari skor minimum 52 dari terendah yang mungkin dicapai 0 sampai dengan skor maksimum 84 dari skor ideal yang mungkin dicapai 100 dari rentang  skor 32. Grafik Persentase Skor Keterampilan Proses Sains Siswa  Pada Akhir Siklus II. Dari tabel 4.6 menunjukkan bahwa 4,2% siswa yang berada pada kategori rendah dan sekitar 12,5% siswa yang berada pada kategori sangat tinggi,. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil keterampilan proses sains  siswa kelas VIIIB SMP Negeri I Lappariaja meningkat. Dari hasil penelitian yang dilakukan sebanyak dua siklus dapat disimpulkan bahwa: Penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dalam pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa SMP Negeri 1 Lappariaja  yang indikatornya berupa peningkatan skor rata-rata keterampilan proses sains dari siklus I sebesar 65,3 ke siklus II sebesar 69,3. Semangat dan motivasi siswa meningkat terlihat ketika siswa berebutan menjawab pertanyaan dan tugas, ini membuktikan ada peningkatan dalam proses belajar mengajar yang dilakukan mulai dari siklus I kemudian dilanjutkan ke siklus II

Kata Kunci: pembelajaran berdasarkan masalah,proses sains

In principle, this study aims to address problems that have been mentioned above. The research was conducted in SMP Negeri I Lappariaja precisely in the village Patangkai, District Lappariaja, Bone regency, with the whole subject VIIIB grade students by the number of students is 24 students consisting of 5 men and 19 women. This study uses classroom action research with the following stages: Planning, Implementing, Observations, Reflections. Research procedure is conducted in two cycles: (1) Cycles (1) The planning stage of the action (planning); (2) phase of implementation of the action (acting; 3) Phase observation and evaluation (observing); (4) Phase reflection (reflection). Analytical results from the first cycle to the second cycle of reference for planning with the hope to achieve better results than the previous cycle. Cycle II is basically the steps performed in the second cycle is relatively the same as the planning and execution of the first cycle by making some improvements and additions in accordance with the data that was collected. Develop plans in the second cycle means the plan based on the results of the reflection on the cycle I. From Table 1 shows that the average score (mean) results of applied science process skills after learning model based problem. In the first cycle of the ideal score is 65.3 which may be achieved is 100. This is due to the lack of attention of students to do other activities during the learning process. If the score of student learning outcomes are grouped into five categories, the obtained frequency distribution of values as presented in Table 2 and it is clear that there are students who are in the very low category does not exist, and approximately 20.8% of students in the low category. This is due to the lack of students who pay attention pelajaran.Pada second cycle individually, scores achieved by students varies from a minimum score of 52 achieved the lowest possible score from 0 to a maximum of 84 from the ideal score that might be achieved 100 out of the range of scores 32. Graph percentage of Students Science process Skills Score At End of Cycle II. From Table 4.6 shows that 4.2% of students in the low category and approximately 12.5% of students who are at very high category ,. So we can conclude that the results of science process skills VIIIB grade students of SMPN I Lappariaja increased. From the results of research conducted by two cycles can be concluded that: Application of learning model Problem Based Instruction (PBI) in learning can improve science process skills of students of SMP Negeri 1 Lappariaja the indicator in the form of an increase in the average score of science process skills of the first cycle of 65, 3 to the second cycle of 69.3. The spirit and motivation of students increased visible when students are scrambling to answer questions and tasks, this proves there is an increase in the learning process carried out from the first cycle and then proceed to the second cycle

Key Words: problem-based learning, science process


Full Text:

PDF

References


Arikunto, Suharmisi.2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta : Bumi Aksara.

Khaeruddin dan Eko Sujiono.2005. Pemebelajaran Sains. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.

Khaeruddin dan Erwin Akib.2006. Metodologi Penelitian. Makassar: CV.Berkah Utami.

http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/10/23/keterampilan-proses-dasar-pada-pembelajaran-ipa

Ruhmawati.2007. Peranan Pembelajaran Berkelompok yang Berorientasipada Pendekatan Inquiry Terbimbing Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI MAN Model Makassar. Skripsi: FMIPA UNM Makassar.

Rusmiyanti dan Yulianto.2009. Peningkatan Keterampilan Proses Sains dengan Menerapkan Model Problem Based-Instruction, Jurnal, JurusanFisika FMIPA, Universitas Negeri Semarang: Semarang.

Syamsuri, Sukri. dkk. 2013. PedomanPenulisanSkripsi. Makassar: Panrita Pers.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Masmedia Buana Pustaka.

Thobroni, Muhammad &Mustofa, Arif.2011. Belajar dan Pembelajaran Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran Dalam Pembangunan Nasional. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.

Trianto. 2007. Model–Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Trianto.2008. Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Kontekstual Teaching and Learning). Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher.

Udin, Megawati.2012. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Melalui Pembelajaran Berdasarkan Masalah Siswa Kelas X Sma Negeri 14 Makassar, Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar: Makassar.




DOI: https://doi.org/10.26618/jpf.v2i2.227

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Jurnal Pendidikan Fisika

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

View JPF Stats

   Free counters!

Jurnal Pendidikan Fisika  is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.