Anjing sebagai Umpatan Kajian Sosiokultural

DOI: https://doi.org/10.26618/h6ngmk52

Penulis

  • Khoirun Nadia Universitas Muhammadiyah Jember
  • Fitri Amilia Universitas Muhammadiyah Jember
  • Yerry Mijianti Universitas Muhammadiyah Jember

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan kata anjing dan variasinya sebagai bentuk kegunaan dalam konteks sosiokultural masyarakat Indonesia. Kajian ini menggunakan teori sosiokultural Vygotsky (1978) yang menekankan bahwa bahasa berfungsi sebagai alat budaya menengahi hubungan antara individu dan masyarakat. Penelitian ini menerapkan metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui kuesioner kepada 102 responden dari berbagai kelompok usia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai, norma, dan kebiasaan memainkan peran penting dalam menentukan makna dan fungsi kata umpatan. Bagi generasi muda, kata anjing dan variasinya seperti anjir atau anjay tidak selalu dianggap sebagai penghinaan, melainkan sebagai ekspresi spontanan keakraban sosial. Sebaliknya, generasi tua menilai bahwa penggunaan kata tersebut bertentangan dengan norma kesopanan dan nilai moral budaya. Fenomena ini menegaskan adanya pergeseran makna dan makna norma bahasa yang dipengaruhi oleh konteks sosial, media digital, serta perkembangan budaya populer. Secara sosiokultural, penggunaan umpatan mencerminkan proses internalisasi nilai-nilai budaya dan dinamika sosial yang terus berubah dalam masyarakat Indonesia.

Kata Kunci: kata anjing, umpatan, kajian sosiokultural

Diterbitkan

2025-12-29

Terbitan

Bagian

Artikel