Perancangan Museum Kebudayaan Polewali Mandar dengan Pendekatan Arsitektur Etnis
Abstract
ABSTRAK : Kabupaten Polewali Mandar memiliki suku dan budaya yang tersebar dibeberapa kecamatan yang dalam penerapannya cenderung mengalami degradasi, hal ini disebabkan tidak adanya wadah yang dapat mengakomodir nilai kebudayaan tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menyusun konsep arsitektur etnis pada museum kebudayaan serta mendesain museum kebudayaan diharapkan mampu mengakomodir nilai kebudayaan dan menjadi pusat studi kebudayaan di Kabupaten Polewali Mandar. Metode yang digunakan pada penelitian ini yakni studi literatur, pegumpulan data, dan analisis data yang sesuai dengan tema penelitian. Bangunan yang dirancang di Kec. Luyo, Kab. Polewali Mandar tepat di Jl. Poros Majene-Mamuju memiliki luas lahan 3,4 H, dengan tema arsitektur etnis ini mengedepankan aspek budaya Kabupaten Polewali Mandar mulai dari penggunaan matetrial, bentuk tampilan, orientasi bangunan, penataan massa, serta penataan ruang. Bangunan didesain dengan 2 lantai menggunakan bahan material kayu dan memiliki besaran ruang 8470 M² yang dibagi dalam beberapa zona yakni lantai 1 sebagai area penerimaan (zona publik) dan lantai 2 sebagai area pengelola (zona privat). Rancangan yang didesain dalam bentuk kawasan dimana bangunan utama dan penunjang dibuat terpisah. Bentuk bangunan yang diadopsi dari bentuk dasar perahu sandeq melambangkan keteguhan masyarakat polewali mandar dalam menjalani kehidupan. Bentuk penataan massa bangunan dan aksesibilitas pada site diadopsi dari bentuk hiasan sayyang pattuqduq yang ditranformasi sehingga tercipta penataan bangunan yang juga mengikuti filosofi rumah adat mandar sehingga menampilkan adat budaya mandar.
ABSTRACT : Polewali Mandar Regency has tribes and cultures that are scattered in several sub-districts which in its application tend to experience degradation, this is due to the absence of a forum that can accommodate these cultural values. Therefore, this study aims to compile the concept of ethnic architecture in a cultural museum and to design a cultural museum that is expected to be able to accommodate cultural values and become a center for cultural studies in Polewali Mandar Regency. The methods used in this research are literature study, data collection, and data analysis according to the research theme. The building designed in Kec. Luyo, Kab. Polewali Mandar right on Jl. The Majene-Mamuju axis has a land area of 3.4 H, with an ethnic architectural theme that puts forward the cultural aspects of Polewali Mandar Regency starting from the use of material, appearance, building orientation, mass arrangement, and spatial planning. The building is designed with 2 floors using wood materials and has a size of 8470 M² which is divided into several zones, namely the 1st floor as the reception area (public zone) and the 2nd floor as the management area (private zone). The design is designed in the form of an area where the main and supporting buildings are made separately. The shape of the building adopted from the basic shape of the sandeq boat symbolizes the steadfastness of the Polewali Mandar people in living life. The shape of the building mass arrangement and accessibility to the site was adopted from the shape of the sayyang pattuqduq decoration which was transformed so as to create a building arrangement that also follows the philosophy of the Mandar traditional house so that it displays the Mandar cultural customs.
Keywords
Full Text:
216-225 PDFReferences
Arsitur studio, 2020. “Pengertian Dan Organsasi Ruang Dalam Arsitektur”, diakses pada tahun 2022.
Arif Surianto, Dea Larissa, 2020. “Eksistensi Tradisi Sayyang Pattu’du Di Desa Baru Kecamatan Luyo Kabupaten Polewali Mandar”, diakses pada tahun 2022.
Drs. J. Matitaputy, 2007. “Pentingnya Museum Bagi Pelestarian Warisan Budaya Dan Pendidikan Dalam Pembangunan”, diakses pada tahun 2022.
Edmund N. Bacon,1974. “Design Of Cities” diakses pada tahun 2022.
Edward Burnett Tylor, 1832-1972. “PRIMITIVE CULTURE” diakses pada Tahun 2021.
Francis D.K. Ching, 1993. “Arsitektur-Bentuk, Ruang, dan Tatanan, Edisi Ke-3” airlangga 2008, diakses pada tahun 2022.
Hanke, J.E. and Reitsch, A.G. 1998. “Business Forecasting. Sixth Edition” diakses pada tahun 2022
Heinz Frick,1999. “Ilmu Konstruksi Bangunan Jilid 1 dan 2, Kanisius, Yogyakarta”, diakses pada tahun 2022.
Hildigardis M. I. Nahak, 2019, "Upaya Melestarikan Budaya Indonesiadi Era Globalisasi" diakses pada tahun 2022.
Kuncoro, M. 2009. “Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi: Bagaimana Meneliti & Menulis Tesis?, Edisi 3, Cetakan 1. Jakarta: Erlangga” diakses pada tahun 2022.
Lexy J. Moleong 2000. dalam “Pengertian Analisis Data – Tujuan, Prosedur, Jenis, Kuantitatif, Kuantitatif, Para Ahli” https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-analisis-data/, diakses pada tahun 2022.
Nisrina Yumna, 2019. “Pusat Seni Dan Budaya Sunda Tema arsitektur Etnik” https://elibrary.unikom.ac.id/1039/, diakses pada Tahun 2021
Nurwapika, 2020. “Tradisi Manette Lipa Sa’be Mandar di Desa Karama Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar” http://eprints.unm.ac.id/19051/1/JURNAL%20NURWAPIKA.pdf, diakses, pada Tahun 2021.
Narastya Mahottama Ayudhawara, 2016. “Desain Arsitektur Gedung Seni Pertunjukan Yogyakarta Dengan Pendekatan Fleksibiltas Ruang Dan Arsitektur Etnik Kontemporer” https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/32866, diakses pada tahun 2022.
Purbo Hartono, 1995. “Utilitas Bangunan Buku Pintar untuk Mahasiswa Arsitektur-Sipil”, diakses pada tahun 2022.
DOI: https://doi.org/10.26618/jumptech.v2i3.9710
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Journal of Muhammadiyah’s Application Technology is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.