Evaluasi Kinerja Bendung Bettu Dalam Pemenuhan Ketersediaan Air Pada Daerah Irigasi Bettu
Abstract
ABSTRAK: Bendung bettu merupakan salah satu dari beberapa bendung yang ada di DAS Sungai Bialo, Desa Dampang, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan. Bendung Bettu adalah bangunan bendung yang dibangun melintang di sungai Bialo untuk mengaliri Daerah Irigasi (DI) Bettu dengan luas areal 1.817 Ha dan panjang saluran irigasi untuk Saluran induk 1.007 m dengan 3 saluran sekunder dengan panjang 11.000 m dan saluran tersier 940 m. Sumber air utama yang digunakan untuk megairi areal irigasi Bettu berasal dari bendung Bettu mengairi 5 Desa dan 1 Kelurahan pada Desa Dampang, Barombong, Bialo, Paenre lompoe, Bontosunggu dan Kelurahan caile. Untuk menganalisa kriteria penilaian fungsi dan kondisi bendung bettu berdasarkan struktur bangunannya. Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah suatu metode pengambilan keputusan yang dikembangkan oleh Prof. Thomas L. Saaty. Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan suatu keputusan (decision maker) dari beberapa parameter yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Komponen kinerja bendung sebagai indikator kondisi bendung dibagi menjadi tujuh komponen, yaitu Debit, Sedimen, Mercu, Bangunan Pengambilan, Bangunan Pembilas, Kantong Lumpur, dan Bangunan Penguras. dari ketujuh Komponen bendung didapatkan bobot kondisi bendung Bettu sebesar 25.33% dan kondisi bendung mengalami Kerusakan Sedang. Fungsi bendung bettu sebesar 65,40% dan keberfungsian bendung dalam Kondisi Cukup.
Kata kunci: Bendung, Irigasi, Ketersediaan air
Full Text:
52-59 PDFReferences
Anonim. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004. Sumber Daya Air. Jakarta: Presiden Republik Indonesia.
Anonim. 2006. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2006. Irigasi. Jakarta: Presiden Republik Indonesia.
Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2008. Tata cara pengambilan contoh muatan sedimen melayang di sungai dengan cara integrasi kedalaman berdasarkan pembagian debit. SNI 3414
Bambang Triatmodjo, 2006. Hidrologi Terapan. Beta offset,Yogyakarta.
Erman Mawardi, 2003. Bangunan Irigasi. Alfabeta: Bandung
Erman Mawardi, 2010. Desain Hidroulik Bendung Tetap. Alfabeta, Bandung.
Direktorat Jenderal Pengairan, 1986. Standar Perencanaan Irigasi (KP-01). Departemen Pekerjaan Umum, CV. Galang Persada: Bandung.
Direktorat Jenderal Pengairan, 1986. Standar Perencanaan Irigasi (KP-02). Departemen Pekerjaan Umum, CV. Galang Persada: Bandung.
Direktorat Jenderal Pengairan, 1986. Standar Perencanaan Irigasi (KP-03). Departemen Pekerjaan Umum, CV. Galang Persada: Bandung.
Karuniadi, Yeri Sutopo. 2019. Irigasi dan Bangunan Air. LPPM Universitas Negeri Semarang
Menteri Pekerjaan Umum. 2007. Pedoman Operasi Dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi. 32/PRT/M/2007. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, Jakarta
Peraturan KEMENPU-PR. 2012. Pedoman Pengelolaan Aset 13/PRT/M/2012 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumhan Rakyat Indonesia, Jakarta
Peraturan KEMENPU-PR. 2015. Pengembangan Dan Pengelolaan Sistem Irigasi. 30/PRT/M/2015 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumhan Rakyat Indonesia, Jakarta Soemarto, C.D., 1995. Hidrologi Teknik. Erlangga, Jakarta.
Triatmodjo, Bambang. 1993. Hidraulika II. BETA OFFSET: Yogyakarta.
Saaty Paryogi 2015, Paryogi Kasi Arthur Model Penetapan Proritas Rehabilitasi Bendung ,Metode Analytical Hierarchy Prosess ( AHP ).
Bagas Mahardika Abri Putra 2016 Desain Kriteria Penilaian Kondisi Sungai Berdasarkan Aspek Struktur Bangunan.
Ruky 2022, Bernardin Dan Russel “ Performinced Is Defined as The Record of Out Comes Produced on asfecfied Job Function Of Actifityduring time Period”
DOI: https://doi.org/10.26618/jumptech.v2i1.10335
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Journal of Muhammadiyah’s Application Technology is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.