Respon Pertumbuhan dan Warna Tallus Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii yang Di Budidayakan Berbagai Kedalaman di Perairan Laikang Takalar

Akmal Akmal

Abstract


Tujuan penelitian ini adalah menganalisis respon pertumbuhan dan warna tallus rumput laut Kap-paphycus alvarezii yang dibudidayakan pada kedalaman yang berbeda di Perairan Laikang, Kabupaten Ta-kalar. Penelitian ini terdiri atas 5 perlakuan dan setiap perlakuan terdiri 3 ulangan dengan demikian ada 15 satuan percobaan. Rumput laut digantung metode vertikal secara acak pada kedalaman budidaya berbeda, yaitu 20 cm; 100 cm; 200 cm; 300 cm dan 400 cm. Analisis sidik ragam dilakukan pada taraf 95%. Hasil penelitian menunjukkan kedalaman budidaya tidak berbeda nyata terhadap perkembangan diameter dan panjang tallus. Nilai tertinggi diameter tallus pada kedalaman 100 cm dan nilai terendah diameter tallus pa-da kedalaman 400 cm (masing-masing 5,23 cm dan 4,28 cm) sedangkan panjang tallus nilai tertinggi pada kedalaman 20 cm dan terendah pada kedalaman 400 cm (masing-masing 10,90 cm dan 5,68 cm). Respon warna tallus pada kedalaman budidaya 20-300 cm lebih terang dibandingkan pada kedalaman 400 cm. Perubahan warna tallus cenderung berwarna lebih gelap pada lapisan yang lebih dalam 400 cm. Intensitas cahaya, kecepatan arus yang optimal, konsentrasi CO2 bebas, kandungan nitrat dan ortofosfat yang tinggi merupakan faktor penyebab terjadinya perubahan warna, perkembangan diameter dan panjang tallus pada setiap kedalaman budidaya.

Kata Kunci: Budidaya, Pertumbuhan, Kedalaman, Respon warna tallus, Rumput Laut


Full Text:

PDF

References


Atmadja, W. S. 1997. Pengenalan Jenis Alga Merah. Di dalam: Pengenalan Jenis-Jenis Rumput Laut Indonesia. Jakarta: Pusat Kegiatan dan Pengembangan Oseanologi, Lembaga Ilmu Penge-tahuan Indonesia. hlm 147 – 151.

Ask, E. I. and V. R. Azanza. 2002. Advances in Cultivation Technology of Commercial Eucheumatoid Species: A Review wth Suggestions For Future Research. Journal of Aquaculture 206. 257 – 277.

Fortes. E. T. G. 1989. Introduction to The Seaweed. Their Characteristics and Economic Importance. Report in Train-ing Course of Gracillaria Algae. Up-South China Sea Project. Manila Philip-pines.

Gerung G. S. dan M. Ohno. 1997. Growth rates of Eucheuma denticulatum (Bur-man) Collins et Harvey and Kappaphy-cus striatum (Schmitz) Doty under diferent conditions in warm waters of Southern Japan. Journal of Applied Phycology 9: 413–415.

Hurtado, A. Q., R. F. Agbayani, R. Sanares, and de Castro-Mallare Ma. 2001. The Seasonality and Economic Feasibility of Cultivating Kappaphycus striatum in Pa-nagatan Cays. Caiuya, Antique. Phil-liphines. Elsevier. Aquaculture 199 : 295–310.

Indriani, H. dan E. Suminarsih. 2003. Budi-daya, Pengolahan dan Pemasaran Rumput Laut. Penebar Swadaya, Jakarta.

Kune, S. 2007. Pertumbuhan Rumput Laut yang Dibudidaya Bersama Ikan Baronang. Jurnal Agrisistem. Vol. 3 No. 1. ISSN 1858-4330

Naguit, M. R. A., W. L. Tisera, and A. Lanioso. 2009. Growth Performance and Carra-geenan Yield of Kappaphycus alvarezii (Doty) and Eucheuma denticulatu(Burman) Collins Et Harvey, Farmed In Bais Bay, Negros Oriental and Olingan, Dipolog City. Journal The Threshold Volume IV.

Nurdiana, D. R., L. Limantara, AB. Susanto.2008.Komposisi dan Fotostabilitas Pigmen Rumput Laut Padina australis Hauck. Dari Kedalaman Yang Berbeda. Jurnal Ilmu Perikanan Vol. 13(4) 233-240. ISSN 0853-7291. Universitas Diponegoro. Semarang.

Pratomo, H., dan L. Sulistyowati. 2001. Studi Karakter Fisik dan Kimia Perairan Pulau Kelapa Untuk Penentuan Lokasi Budi-daya Rumput Laut. Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian. Pusat Studi Indo-nesia. Universitas Terbuka.

Sahoo, D., dan M., Ohno. 2003. Culture of Kappaphycus alvarezii in Deep Sea-water and Nitrogen enriched medium. Bull. Mar. Sci. Fish. Kochi Univ., Vol., 22; 89-96.Volume 1 Nomor 1 Januari-Juni 2012

SEAPlanNet. Initiatiye IFC-PENSA. 2006. Kualitas Rumput Laut dan Dampaknya di Pasar Karaginan Indonesia. “Makalah Disampaikan pada Forum Revitalisasi Usaha Budidaya Rumput Laut yang Berkelanjutan dan Apresiasi Penguatan Modal”, Bali 25-27 April.

Soegiarto, A. Sulistijo dan W.S. Atmadja, 1996. Pertumbuhan Alga Laut Euchema spinosum Pada Berbagai Kedalaman. Oseanologi. Jakarta II: 40-45.

Sulistijo, 2002. Kegiatan Budidaya Rumput Laut (Algae Makro/Seaweed) Indonesia. Pidato Pengukuhan Ahli Peneliti Utama pada Bidang Akuakultur. Puslitbang Oseanologi. LIPI. Jakarta.

Trono, G.C., 1989. Present Status of Culture of Tropical Agarophytes. Univercity of The Philipphines. Quenzon City. Metro. Manila.

Yulianto, K. dan S. Mira. 2009. Budidaya Mak-ro Alga Kappaphycus alvarezii (Doty) Secara Vertikal dan Gejala Penyakit “ice-ice” di Perairan Pulau Pari. UPT Lo-ka Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manudia Oceanografi Pulau Pari-LIPI. Oseanologi dan Limnologi di Indo-nesia. 35 (3); 325–334. ISSN 0125– 9830.

Zuccarello, G.C., Alan T. Critchley, Jennifer Smith, Volker Sieber, Genevieve Bleicher Lhonneur & John A. West. 2006. Systematics and genetic variation in commercial Kappaphycus and Eu-cheuma (Solieriaceae, Rhodophyta).

Journal of Applied Phycology. Australia.




DOI: https://doi.org/10.26618/octopus.v1i1.439

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Akmal Akmal

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License
OCTOPUS: Jurnal Ilmu Perikanan under by Creative Commons Attribution-NoDerivatives 4.0 International License.