Re-knitting Diversity and National Unity: A Contemplation of Pancasila in Practice

Febri Fajar Pratama, Ai Kusmiati Asyiah, Deni Chandra

Abstract


Pancasila is a guideline in the life of the nation and state, the values contained in it become a necessity that is inherent in every Indonesian citizen. However, Pancasila is inseparable from challenges and threats that come both from outside and from within. The dynamics of the problems that occur are not only about politics and ideology, but are mostly dominated by problems of unity and diversity, which include religious sentiment, primordialism, identity politics, separatism, and tolerance between people. Especially at this time, during the reform era, the challenges and threats were getting real and started sticking again. This study aims to examine deeply about these problems from the point of view of educators, especially the Pancasila education lecturers. The approach used is qualitative with descriptive analytical methods through interviews and literature studies. The results obtained are the need to ground the values of Pancasila, reduce group egoism, revitalize Pancasila education, reconstruct an egalitarian political system, and understand the original intent of Pancasila. So it can be concluded that diversity and unity must be endeavored together, as well as the need for synergy between the government, and all elements of society in general to create an Indonesia that puts forward the principles of national unity.

 

Pancasila merupakan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya menjadi sebuah keniscayaan yang melekat pada diri setiap warga negara Indonesia. Namun, Pancasila tidaklah lepas dari tantangan dan ancaman yang datang baik dari luar maupun dari dalam. Dinamika permasalahan yang terjadi tidak hanya soal politik maupun ideologi, tetapi sebagian besar didominasi oleh masalah persatuan dan juga kebhinekaan yang meliputi sentimen agama, primordialisme, politik identitas, separatisme, dan toleransi antar sesama. Terlebih saat ini, pada masa reformasi, tantangan dan ancaman itu semakin nyata dan mulai mencuat kembali. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara dalam mengenai permasalahan tersebut dari sudut pandang para pendidik, khususnya dosen Pendidikan Pancasila. Adapun pendekatan yang digunakan yaitu kualitatif dengan metode deskriptif analitis melalui wawancara dan studi literatur. Hasil yang didapat yaitu perlu adanya pembumian nilai-nilai Pancasila, menurunkan egoisme kelompok, revitalisasi Pendidikan Pancasila, merekonstruksi sistem politik yang egaliter, dan pemahaman tentang original intent dari Pancasila. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebhinekaan dan persatuan harus diusahakan bersama, serta perlunya sinergitas antara pemerintah dan seluruh elemen masyarakat pada umumnya untuk mewujudkan Indonesia yang mengetengahkan prinsip-prinsip kesatuan bangsa.


Keywords


Diversity; Unity; Pancasila

Full Text:

DOWNLOAD

References


Adams, Cindy. (2018). Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat. Yogyakarta: PT. Media Pressindo

Colijn, H. (1928). Koloniale vraagstukken van heden en morgen. NV Dagblad en Drukkerij de Standaard.

El Mahdi, H., & Suryadi, S. (2012). Menemukan Kembali Kapital Sosial Bangsa Indonesia. Interaktif, 1(1).

Farisi, M. I. (2014). Bhinneka Tunggal Ika [Unity in Diversity]: From Dynastic Policy to Classroom Practice. JSSE-Journal of Social Science Education.

Haboddin, M. (2012). Menguatnya Politik Identitas di Ranah Lokal. Jurnal Studi Pemerintahan, 3(1).

Kadarmanto, M. (2018). Merajut Kesatuan Dalam Keberagaman Di Indonesia: Tinjauan Teologis Untuk Mengamalkan Sila “Persatuan Indonesia”. Manna Rafflesia, 4(2), 92-109.

Kasenda, Peter. (2014). Sukarno Muda Biografi Pemikiran 1926 - 1933. Depok: Komunitas Bambu.

Latif, Yudi. (2019). Negara Paripurna. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Lestari, G. (2016). Bhinnekha Tunggal Ika: Khasanah Multikultural Indonesia Di Tengah Kehidupan SARA. Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 28(1).

LSI. (2019). Tantangan Intoleransi dan Kebebasan Sipil Serta Modal Kerja pada Periode Kedua Pemerintahan Joko Widodo: Temuan Survei Nasional 8-17 September 2019. [tersedia online] http://www.lsi.or.id/riset/447/rilis-survei-lsi-03-november-2019. [diakses tanggal 21 Desember 2020]

Muchtar, Suwarma Al. (2015). Dasar Penelitian Kualitatif. Bandung: Gelar Pustaka Mandiri

Pursika, I. N. (2009). Kajian Analitik Terhadap Semboyan” Bhinneka Tunggal Ika”. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 42(1 Apr).

Sadjim, U. M., Muhadjir, N., & Sudarsono, F. X. (2016). Revitalisasi Nilai-Nilai Bhinneka Tunggal Ika dan Kearifan Lokal berbasis Learning Society Pascakonflik Sosial di Ternate. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, 4(1), 79-91.

Sari, E. (2016). Kebangkitan Politik Identitas Islam Pada Arena Pemilihan Gubernur Jakarta. KRITIS: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, 1(1), 145-156.

Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sukarno. (1964). Tjamkan Pantja Sila - Pantja Sila Dasar Falsafah Negara. Jakarta: Departemen Penerangan RI

Sukarno. (2019). Filsafat Pancasila menurut Bung Karno. Yogyakarta: Media Pressindo

Suparlan, P. (2014). Bhinneka Tunggal Ika: Keanekaragaman Sukubangsa atau Kebudayaan?. Antropologi Indonesia.

Wahab, Abdul Azis & Sapriya. (2011). Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta

Wardani, W. (2019). Internalisasi Nilai dan Konsep Sosialisasi Budaya dalam Menjunjung Sikap Persatuan Masyarakat Desa Pancasila. NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 6(2), 164-174.

Widisuseno, I. (2014). Azas Filosofis Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara. HUMANIKA, 20(2), 62-66.




DOI: https://doi.org/10.26618/jed.v6i2.4700

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 JED (Journal of Etika Demokrasi)

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.