Ujicoba Lama Perendaman Tirisan Rumput Laut Pasca Panen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii

Akmal Akmal, Lideman Lideman, Andi Elman, IGP Agung, Muh. Suaib, Ilham Ilham

Abstract


Bertujuan untuk mengetahui manfaat dan menganalisis kandungan cairan tirisan rumput laut serta mengetahui optimasi lama perendaman dengan menggunakan cairan tirisan rumput laut pasca panen sebagai pupuk cair. Pemberian cairan hasil tirisan rumput laut menitikberatkan pada lama peredaman. Perendaman media cairan tirisan rumput laut dilakukan dengan perlakuan A (4 jam), B (6 jam), dan C (8 jam) serta D (0 jam) sebagai kontrol. Hasil percobaan menunjukkan pertambahan bobot basah rata-rata rumput laut K.alvarezii terjadi peningkatan hari ke-7 sampai ke-21 pada semua. Pada perlakuan A (4 jam) pertambahan bobot rata-rata pada hari ke-21 (12,07±1,28 g) lebih tinggi jika di bandingkan dengan perlakuan B yang menunjukkan pertambahan bobot rata-ratanya hanya 10,72±0,77 g, perlakuan C sekitar 11,18±0,29 g, dan D (pertambahan bobot rata-rata hanya 10,99±0,96 g. Selanjutnya perlakuan A diperoleh pertumbuhan biomass tertinggi 9,543±3,04 g dan terendah pada perlakuan D tanpa perendaman sebagai kontrol hanya 7,150±0,72 g lebih rendah jika dibanding dengan pertumbuhan biomass perlakuan B dan C masing-masing 7,413±0,43 g dan 8,127±1,43 g. Perlakuan A yang dianggap optimal dalam penyerapan unsur hara bagi pertumbuhan biomassa K. alvarezii. Namun demikian, belum dapat dibandingkan dengan jelas lama perendaman tirisan rumput laut yang terbaik untuk laju pertumbuhan harian dan produksi K. alvarezii. Selain itu, perlakuan lama perendaman dikatakan berpengaruh terhadap pertumbuhan walaupun tidak signifikan. Oleh karena itu, cairan hasil tirisan rumput laut dalam kegiatan tersebut memiliki peranan yang cukup dalam proses pemanjangan tallus dan pertambahan bobot.

Kata Kunci : Tirisan rumput laut, Pertumbuhan, Biomassa, Kappaphycus alvarezii

Bertujuan untuk mengetahui manfaat dan menganalisis kandungan cairan tirisan rumput laut serta mengetahui optimasi lama perendaman dengan menggunakan cairan tirisan rumput laut pasca panen sebagai pupuk cair. Pemberian cairan hasil tirisan rumput laut menitikberatkan pada lama peredaman. Perendaman media cairan tirisan rumput laut dilakukan dengan perlakuan A (4 jam), B (6 jam), dan C (8 jam) serta D (0 jam) sebagai kontrol. Hasil percobaan menunjukkan pertambahan bobot basah rata-rata rumput laut K.alvarezii terjadi peningkatan hari ke-7 sampai ke-21 pada semua. Pada perlakuan A (4 jam) pertambahan bobot rata-rata pada hari ke-21 (12,07±1,28 g) lebih tinggi jika di bandingkan dengan perlakuan B yang menunjukkan pertambahan bobot rata-ratanya hanya 10,72±0,77 g, perlakuan C sekitar 11,18±0,29 g, dan D (pertambahan bobot rata-rata hanya 10,99±0,96 g. Selanjutnya perlakuan A diperoleh pertumbuhan biomass tertinggi 9,543±3,04 g dan terendah pada perlakuan D tanpa perendaman sebagai kontrol hanya 7,150±0,72 g lebih rendah jika dibanding dengan pertumbuhan biomass perlakuan B dan C masing-masing 7,413±0,43 g dan 8,127±1,43 g. Perlakuan A yang dianggap optimal dalam penyerapan unsur hara bagi pertumbuhan biomassa K. alvarezii. Namun demikian, belum dapat dibandingkan dengan jelas lama perendaman tirisan rumput laut yang terbaik untuk laju pertumbuhan harian dan produksi K. alvarezii. Selain itu, perlakuan lama perendaman dikatakan berpengaruh terhadap pertumbuhan walaupun tidak signifikan. Oleh karena itu, cairan hasil tirisan rumput laut dalam kegiatan tersebut memiliki peranan yang cukup dalam proses pemanjangan tallus dan pertambahan bobot.

Kata Kunci : Tirisan rumput laut, Pertumbuhan, Biomassa, Kappaphycus alvarezii


Full Text:

PDF

References


Anggadiredja, T.J., Zatnika, A. Purwanto, H dan Istini, S. 2006. Rumput Laut. Pembudidayaan, Pengolahan, dan Pemasaran Komoditas Perikanan Potensial. Penerbit Penebar Swadaya

Anonim. 2008a. Auxin. http://users.rnc.com/ jkimball.ma.ultranet/BiologyPages/A/AB A.html. Diakses pada tanggal 3 Agustus 2013.

Anonim. 2008d. Peranan zat pengatur tumbuh (ZPT) dalam pertumbuhan dan perkembangan tumbuh. http://blog.360. yahoo.com/blog-qzbRxjswfKpd2.DNgq5 ywU4h. Diakses pada tanggal 3 Agustus 2013.

Anonim. 2008f. Zat pengatur tumbuh. http://elearning.Unram.ac.id/KulJar/BAB %2011%20MEDIA/III6%20%20Zat%Pe ngatur%20Tumbuh.htm. Diakses pada tanggal 12 Agustus 2013.

Anonim. 2009. Pupuk organik, pupuk hayati, dan pupuk kimia. http://isroi.wordpress. com/2008/02/26/pupuk-organik-pupuk-hayati-pupuk-kimia/. Diakses pada tanggal 12 Agustus 2013.

Beckett, RP, Van Staden J. 1989. The effect of seaweed concentrate on the growth and yield of potassium stressed wheat. Plant Soil 116: 29-36.

Ditjen Budidaya, 2005. Profil Rumput Laut Indonesia. Direktorat Perikanan Budidaya, DKP. Jakarta.

Hankins SD, and Hockey HP. 1990. The effect of liquid seaweed extract from Ascophyllum nodosum (Fucales, Phaephyta) on the two-spotted red spider mite Tetranychus urticae. Hydrobiologia 204/205: 555-559.

Heddy, S. 2001. Ekofisiologi Tumbuhan :Suatu Kajian Kuantitatif Pertumbuhan Tanaman. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.: 154 hal.

Hurtado, A. Q., R. F. Agbayani, R. Sanares, and de Castro-Mallare Ma. 2001. The Seasonality and Economic Feasibility of Cultivating Kappaphycus striatum in Panagatan Cays. Caiuya, Antique. Philliphines. Elsevier. Aquaculture 199 : 295–310.

Kurniayu. 2007. Pengelolaan Usaha Budidaya Rumput Laut (Eucheuma cottonii) dengan Metode Long line di Perairan Teluk Lasongko Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara. Sekolah Tinggi Perikanan. Jakarta

Sanchez, J.A.V et al. 2003. Isolation of microbial gropus from a seaweed extract and comparison of their effect on a growth of pepper culture (Capsicum annuum L.). Bect Mock 44: 92-96.

Sivasankari, S., Venkatesalu, V., Anantharaj, M., and Chandrasekaran, M. 2006. Effect of seaweed extract on the growth and biochemical constituents of Vigna sinensis. Biores Technol 97: 1745-1751.

Sunarpi, Jupri A, Nurahman. 2008. Uji Konsentrasi dan Waktu Pemberian Ekstrak Beberapa Spesies Rumput Laut terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat. Laporan Perekayasaan Pengembangan Kapasitas Daerah. Fakultas MIPA Universitas Mataram

Volume 3 Nomor 2 Juli-Desember 2014

Tay SAB, Palni LMS and MacLeod JK. 1987. Identification of cytokinin in a seaweed extract. J Plant Growth Regul 5:133-138

Thangaraju, N. 2008. Efficacy of seaweed liquid fertilizers (SLFs) of Sargassum wightii Grev. And Ulva lactuca on the growth and yield of paddy (Oryza sativa L. var ADT 36) under greenhouse conditions. Proceeding of The 11 International Conference on Applied Phycology. GalwayIreland, June 21-27.

Winarno, F. G. 1990. Teknologi Pengolahan Rumput Laut. Penerbit Pustaka Sinar Harapan. Jakarta

Winberg, G.G., 1971. Methods of Secondary Productivity. Dalam Edmonsondson, W.T an Wnberg, G.G. A Manual on Methods for Assessment of Secondary Produktivity in Freswater. IBP Blecwell Scientific Publications, Oxford and Ediburg London.




DOI: https://doi.org/10.26618/octopus.v3i2.545

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Akmal Akmal, Lideman Lideman, Andi Elman, IGP Agung, Muh. Suaib, Ilham Ilham

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License
OCTOPUS: Jurnal Ilmu Perikanan under by Creative Commons Attribution-NoDerivatives 4.0 International License.