Optimasi Kedalaman Perairan terhadap Pertumbuhan dan Keraginan Rumput Laut (Kappaphycus Alvarezii)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis laju pertumbuhan rumput laut Kappaphycus alvarezii yang dibudidayakan pada kedalaman berbeda serta menganalisis kadar karaginan K. alvarezii yang dibudidayakan pada kedalaman berbeda. Tahap awal penelitian ini menggunakan metode penanaman dengan sistem long line yang dilakukan untuk mengikuti naik turunnya permukaan air. Berat awal bibit dalam satu rumpun 50 gram kemudian dibudidayakan. Pengambilan sampel dilakukan setiap minggu selama masa pemeliharaan 54 hari. Pengukuran parameter pertumbuhan rumput laut dan kadar karaginan serta dilakukan pengukuran kualitas air secara bersamaan setiap minggu. Penelitian ini dirancang dengan desain Rancangan Acak Lengkap. Perlakuan kedalaman terdiri dari A = 20 cm, B = 50 cm dan C = 100 cm. Masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali sehingga terdapat 9 satuan unit percobaan. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan dan kadar karaginan rumput laut K. alvarezii dilakukan analisis ragam, apabila pengaruh perlakuan berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil penelitian merekomendasikan budidaya rumput laut yang terbaik dapat dilakukan dengan menggunakan kedalaman 50 cm sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan bagi organisme budidaya khususnya rumput laut K. alvarezii
Kata Kunci : Kappaphycus alvarezii, kedalaman dan keragenan
This study aimed to analyze the rate of growth of seaweed Kappaphycus alvarezii cultivated at different depths and analyze the levels of carrageenan K. alvarezii cultivated at different depths. The initial stage of this study using the method of planting with a long line system which is made to follow the rise and fall of the water level. Initial weight of seeds in one clump of 50 grams and then cultivated. Sampling was done every week for 54-day maintenance period. Measurement parameters of growth of seaweed and carrageenan levels and water quality measurements performed simultaneously each week. This study was designed with a completely randomized design. Depth treatment consists of A = 20 cm, 50 cm and B = C = 100 cm. Each treatment be repeated 3 times so that there are 9 experimental unit. To determine the effect of treatment on the growth and concentration of carrageenan seaweed K. alvarezii do analysis of variance, if the effect of treatment was significantly different then followed by Tukey's test. The results of the study recommend the best seaweed cultivation can be done using a depth of 50 cm so as to enhance the growth of the organism, especially the cultivation of seaweed K. alvarezii
Keywords: Kappaphycus alvarezii, depth and keragenan
Full Text:
PDFReferences
Anggadirdja, J.T., Zatnika, A., Purwoto, H., dan Istini, S. 2006. Rumput Laut. Seri Agribisnis. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.
Ariyati. R.W., Lachmuddin Sya’rani, Endang Arini. 2007. Analisis Kesesuaian Perairan Pulau Karimunjawa dan Pulau Kumujan Sebagai Lahan Budidaya Rumput Laut Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Jurnal Pasir Laut, Vol.3, No.1, Juli 2007 : 27-45
Ask, E.I. dan R.V. Azanza. 2002. Advances in Cultivation Technology of Commercial Eucheumatoid Species: a review with suggestions for future research. J. Aquaculture 206: 257 - 277
Atmadja, W.S. 1996. Pengenalan Jenis Alga Merah (Rhodophyta) dalam Pengenalan Jenis-jenis Rumput Laut Indonesia. Puslitbang Oseanologi LIPI. Jakarta.
Boyd, C.E.1990. Water quality Management in Pouds For Aquaqullture. Albama Agriqulture Experiment Station Albama University.
Buschmann, A.H., D. Varela, M. Cifuentes, M.C. Herna’ndez-Gonza’lez. L. Henri’quez. R. Westermeier, and J.A. Correa. 2004. Experimental Indoor Cultivationof the Carragenoophytic Red Alga Gigartina skotsbergii. J. Aquaculture 241, 357-370.
Dai, Z., MSB. Ku and G.E. Edwards. 1993. C4 Photosythesis (The CO2-Concentrating Mechanism and Photorepiration). J. Plant Physiology Vol 103.
Darke BG, Gonzalez-Meler MA and Loy SP. 1997. More Efficient Plants: A Consequence of Rising Atmospheric CO2. Annu Rev Plant Physiol. Plant Mol Bio 40 : 609 – 639
Ditjenkan Budidaya. 2005. Profil Rumput Laut Indonesia. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta
Gaspersz, V. 1994. Metode Perancangan Percobaan. Untuk Ilmu – ilmu Pertanian, Ilmu – ilmu Teknik dan Biologi. CV. Armico. Bandung.
Hayashi, L., de Paula, E. J., and Chow, F. 2007. Growth Rate and Carrageenan Anlyses in Four Strains of Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Gigartinales) Farmed in the Subtropical Waters of Sao Paulo State, Brazil. App. Phycology. Volume 19, Number 5. P. 393-399. Springer Netherland.
Hurtado, A. Q., A. T. Critchley, A. Trespoey dan G. B. Lhonneur. 2008. Growth and Carrageenan Quality of Kappaphycus striatum Var. Sacol Grown at Different Stocking Densities, Duration of Culture and Depth. Appl Phycol 20 : 551 – 555. DOI 10.1007/s10811-008-9339-Springer Science Business Media B.V.
Indriani, H dan E. Suminarsih. 2003. Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran Rumput Laut. Penebar Swadaya, Jakarta.
Iksan, K.H. 2005. Kajian Pertumbuhan, Produksi Rumput Laut (Eucheuma cattonii), dan Kandungan Karaginan pada Berbagai Bobot Bibit dan Asal Thallus di Perairan Desa Guraping Goba Maluku Utara. Tesis . Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Munoz, J., Y. F. Pelegrin., dan D. Robledo. 2004. Mariculture of Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Solieriaceae) Color Strains in Tropical Waters of Yucatan. Cinvestaf-Ipn Yucatan. Mexico.
Nurdiana, D.R., L. Limantara dan AB. Susanto. 2008. Komposisi dan Fostabilitas Rumput Laut Padina australis Hauck dari Kedalaman Berbeda. Jurnal Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro. Semarang
Nurdjana, M. L. 2008. Prospek Pemanfaatan Rumput Laut. Seminar Diversivikasi Produk Rumput Laut. Makalah pada Seminar Nasional “Sense of Aquaculture”. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Puja Y., Sudjiharno, T.W Aditya. 2001. Teknologi Budidaya Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii), Pemilihan Lokasi. Balai Budidaya Laut Lampung. P 13 – 18.
Pujiarti, R. dan J.P. G. Sutapa. 2005. Mutu Arang Aktif dari limbah Kayu Mahoni (Swietenia macrophylla King) sebagai Bahan Penjernih Air. Jurusan Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan UGM, Jogyakarta
Putra, U.N.S.S. 2009. Tingkat Serapan Karbon Beberapa Jenis Rumput Laut Kappaphycus spp Pada Pola Budidaya Sistem Long Line Di Kawasan Budidaya Rumput Laut Galesong Kabupaten Takalar. Balai Budidaya Air Payau Takalar Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Departemen Kelautan dan Perikanan.
Risjani, Y. 1999. An investigation of Reserve and Transport of Nitrogen Along The Thallus of Eucheuma. Agritek Volume 7 No. 4.
Ruswahyuni, Ekowati, Titik Widyorini, Ninik Yudiarti, dan Turini. 1998. Pengaruh Tingkat Intensitas Cahaya dan Pemupukan Hyponex Hijau Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Rumput Laut Jenis Gracilaria sp (Suatu tinjauan Dalam Upaya Peningkatan Potensi Sumberdaya Laut). Documentation. Universitas Diponegoro.
Sulistijo dan W. S. Atmadja. 1996. Perkembangan budidaya Rumput Laut di Indonesia. Puslitbang Oseanografi LIPI. Jakarta.
Yasita, D. dan Intan Dewi Rachmawati, 2008. Optimasi Proses Ekstraksi pada Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut Eucheuma cottoni untuk Mencapai Foodgrade. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Zatnika, A dan W. I. Angkasa. 1999.Teknologi Budidaya Rumput Laut, Makalah pada seminar Pekan Akuakultur V.Tim Rumput Laut BPPT. Jakarta.
Zou, D.H. and Gao, K.S. 2005. Ecophysiological characteristics of four intertidal marine macroalgae during emersion along Shantou Coast of China, with a special reference to the relationship of photosynthesis and CO2. Acta Oceanol. Sinica. 24(3): 105–113.
Zou, D.H. and Gao, K.S. 2010. Physiological Responses of Seaweeds to Elevated Atmospheric CO2 Concentrations. In Seaweeds and their role in Globally Changing environments. Israel Oceanographic and Limnological Research, Ltd
Zou, D.H., Gao, K.S. and Run, Z.X. 2007. Daily timing of emersion and elevated atmospheric CO2 concentration affect photosynthetic performance of the intertidal macroalga Ulva lactuca (Chorophyta) in sunlight. Bot. Mar. 50: 275–279.
Zuccarello, G.C., Alan T. Critchley, Jennifer Smith, Volker Sieber, Genevieve Bleicher Lhonneur & John A. West. 2006. Systematics and genetic variation in commercial Kappaphycus and Eucheuma (Solieriaceae, Rhodophyta). Journal of Applied Phycology. Australia.
DOI: https://doi.org/10.26618/octopus.v3i1.539
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Darmawati Darmawati, Rahmi Rahim
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
OCTOPUS: Jurnal Ilmu Perikanan under by Creative Commons Attribution-NoDerivatives 4.0 International License.