Optimasi Tingkat Kerja Osmotik Benih Ikan Kerapu Tikus (Cromileptes Altivelis) Yang Dipelihara Pada Salinitas Berbeda
Abstract
Salinitas merupakan salah satu faktor abiotik penting yang mempengaruhi pertumbuhan organisme akuatik. Kegiatan perekayasaan ini bertujuan untuk mendapatkan salinitas yang optimal dalam pemeliharaan benih ikan kerapu bebek (C.altivelis). Sedangkan sasarannya diharapkan dapat menjadi bahan informasi dalam mengembangkan teknik pemeliharaan benih ikan kerapu bebek sehingga dapat lebih meningkatkan hasil produksi. Kegiatan ini dilakukan dalam waskom dengan volume efektif 40 liter sebanyak empat perlakuan dengan tiga ulangan. Adapun perlakuannya adalah: Perlakuan A (pemeliharaan dengan salinitas 20 ppt); Perlakuan B (pemeliharaan dengan salinitas 25 ppt); Perlakuan C (pemeliharaan dengan salinitas 30 ppt); dan Perlakuan D (pemeliharaan dengan salinitas 35 ppt). Kegiatan ini dilakukan selama 45 hari dengan padat tebar 20 ekor/waskom. Pengukuran peubah meliputi Tingkat Kerja Osmotik (TKO), Laju Pertumbuhan (GR), Sintasan (SR) dan Kualitas Air. Nilai TKO rata-rata yang didapatkan adalah pada perlakuan A (216 mOsmol/L H2O); perlakuan B(164 mOsmol/L H2O); perlakuan C (134 mOsmol/L H2O); dan perlakuan D (394 mOsmol/L H2O). Adapun nilai Laju Pertumbuhan rata-rata yang didapatkan adalah pada perlakuan A (4,83 gr); perlakuan B (5,96 gr); perlakuan C (7,95 gr); dan perlakuan D (3,41 gr). Sedangkan Sintasan (SR) rata-rata yang didapatkan pada setiap perlakuan adalah perlakuan A (93,33%); perlakuan B (100%); perlakuan C (100%) dan perlakuan D (88,33%). Hasil pengukuran kualitas air masih menunjukkan kisaran yang layak untuk mendukung kegiatan pemeliharaan benih ikan kerapu bebek.
Kata kunci: Osmoregulasi, tingkat kerja osmotik, benih ikan kerapu bebek
Salinity is one of the important abiotic factors that affect the growth of aquatic organisms. Engineering activity is aimed to obtain optimal salinity in the maintenance of seed grouper duck (C.altivelis). While the target is expected to be material information in developing techniques grouper seed maintenance duck so as to further increase production. These activities are carried out in a basin with an effective volume of 40 liters a total of four treatments with three replications. The treatment was: Treatment A (with a salinity of 20 ppt maintenance); Treatment B (maintenance with a salinity of 25 ppt); C treatment (maintenance of the salinity of 30 ppt); and Treatment D (maintenance of the salinity of 35 ppt). This activity is carried out for 45 days with stocking density 20 birds / basin. Measurement variables include Osmotic Working Level (TKO), Growth (GR), survival rate (SR) and Water Quality. TKO average value obtained is in treatment A (216 mOsmol / L H2O); treatment B (164 mOsmol / L H2O); treatment C (134 mOsmol / L H2O); and treatment D (394 mOsmol / L H2O). The value of the average growth rate obtained is in treatment A (4.83 g); treatment B (5.96 g); treatment C (7.95 g); and treatment D (3.41 g). While the survival rate (SR) the average obtained in each treatment is the treatment of A (93.33%); treatment B (100%); C treatment (100%) and treatment D (88.33%). Results of water quality measurements still show a decent range to support maintenance activities humpback grouper fish fry.
Keywords: Osmoregulation, osmotic work rate, seed grouper duck
Full Text:
PDFReferences
Anggoro, S. 1992. Efek Osmotik Tingkat Salinitas Media Terhadap Daya Tetas Telur dan Vitalitas Benih Udang Windu, Penaeus monodon Faabricus, Disertasi. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Boyd, C.E. 1990. Water Quality in Ponds for Aquaculture. Birmingham Publishing Co. Alabama.
Djawad, I. 1997. Pengaruh Pelaparan Terhadap Laju Metabolisme Benih Ikan Red Sea Bream (Pagrus major). Fakultas Ilmu kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makassar. Fisheries Science.
Effendi, M.I. 1997. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor.
Ferraris RP, Estepa FDP, Ladja JM, De Jesus EG. 1986. Effect of salinity on the osmotic, chloride, total protein and calcium concentration in the hemolympho the prawn, Penaeus monodon Fabricus. Comp. Biochem.
Fujaya, Y. 1999. Fisiologi ikan. “Dasar Pengembangan Teknik Perikanan”. Rineka Cipta. Jakarta.
Gasper, E.V. 1991. Metode Perancangan Percobaan. Amrio. Jakarta.
Gilles, R. And Pequeux, P. 1983. Interactions of Chemical and Osmotik Regulation With the Environment. Dalam: Vernberg FJ, Vernberg WB (eds). Volume 8. The Biology of Crustacea: Environmental Adaptions, New York, Academic Press.
Hamka. 2010. Oxygen Compsumption and Osmotic Pressure of Rabbit Fish Larvae (Siganus guttatus) Eksposed to Variation Salinities.
Kumlu, M., Eroldogan, O.T. and Saglamtimur, B. 2001. Effect of salinity and Added Substrates on growth and Survival Of Metapenaeus Monoceros (Decapoda:Penaeidae) Post benihe.
Mantel, L.H. and Farmer, L.L. 1983. Osmotic And Ionic Regulation. Dalam Mantel L.H. (Ed.) The Biology of Crustacea, Vol. 5. Academic Press Inc., New York.
Nontji, A. 1987. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan.
Verslycke, T. and Janssen, C.R. 2002. Effect of Changing Abiotic Environment On The Energy Metabolisme In The Mysid Shrimp Neomysis integer (crustacea:Mysidaceae).
Wardoyo, S. 1975. Pengelolaan Kualitas Air. Proyek Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi. Institut Pertanian Bogor.
DOI: https://doi.org/10.26618/octopus.v2i1.526
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Hamka Hamka, Zainal Burhanuddin, Faisal Faisal
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
OCTOPUS: Jurnal Ilmu Perikanan under by Creative Commons Attribution-NoDerivatives 4.0 International License.