PLACEMAKING SEBAGAI STRATEGI REVITALISASI KAWASAN Studi Kasus : Kawasan Pecinan Kota Makassar
Abstract
Pecinan Makassar merupakan bagian dari perkembangan sejarah kota Makassar. Pecinan Makassar terletak di pusat kota dekat dengan pelabuhan sehingga menjadi awal kegiatan perdagangan dan jasa. Letaknya yang strategis menjadikan kawasan sebagai pusat perdagangan yang vital pada zaman kolonial. Namun sejalan dengan perkembangan zaman, Pecinan Makassar mengalami penurunan kualitas fisik, aktifitas ekonomi, dan sosial budaya yang mengakibatkan pudarnya identitas pecinan Makassar. Secara perlahan kawasan mulai ditinggalkan dan kegiatan ekonomi berpindah ke pusat perdagangan baru di luar pecinan. Oleh karenanya kawasan membutuhkan upaya penataan untuk mengembalikan vitalitas pecinan yang kontekstual dengan masa kini tanpa menghilangkan jejak sejarah kawasan.Pembahasan ini bertujuan untuk merumuskan strategi perancangan dalam mempertahankan identitas kawasan pecinan sebagai kawasan perdagangan yang unik dan meningkatkan kualitas lingkungan dengan revitalisasi kawasan. Penurunan kualitas fisik, penurunan kegiatan ekonomi dan sosial budaya pada kawasan Pecinan Makassar diselesaikan dengan strategi penciptaan kembali makna (identitas) kawasan melalui pendekatan placemaking.Langkah-langkah dalam upaya revitalisasi kawasan dilakukan dengan mengidentifikasi dan menganalisis komponen fisik, fungsi dan aktifitas, serta citra budaya kawasan pecinan. Hasil dari analisis kemudian menjadi dasar panduan yang selanjutnya diuraikan dalam strategi pengembangan kawasan untuk memberi gambaran mengenai arahan penataan Pecinan Makassar.
Keywords
Full Text:
Download PDFReferences
Carmona, M., et al. 2003. Public Places Urban Spaces – The dimensions of Urban Design. London: Architectural Press.
Effendy, Muslimin A.R. 2004. Tionghoa Makassar di Tengah Pusaran Sejarah, dalam Kontinuitas dan Perubahan Dalam Sejarah Sulawesi Selatan. Yogyakarta: Ombak.
Garnham, H.L. 1985. Maintaining The Spirit of Place: A Process For The Preservation of Town Character. Arizona: PDA Publishers Corporation.
Gehl, J. 1987. Life Between Buildings: Using Public Space. New York: Van Nostrand Reinhold Company Inc.
Krier, R. 1979. Urban Space. New York: Rizzoli International Publications.
Montgomery, J. 1998. Making A City: Urbanity, Vitality, and Urban Design. Journal of Urban Design, Vol. 3 No. 1: 93-116.
Richardon, J.M. 1995. Chinatown Historic District. Singapore: Urban Redevelopment Authority.
Rutz, Werner. 1987. Cities and Towns in Indonesia. Stuttgart: E. Schweizerbart Science Publishers.
Shirvani, H. 1985. Urban Design Process. NewYork: Van Nostrand Reinhold Company Inc.
Sukatanya, Y., dan Monoharto, G. (ed.). 2000. Makassar Doeloe Makassar Kini Makassar Nanti. Makassar: Yayasan Losari Makassar.
Tiesdell, S., Oc, T., dan Heath, T. 1996. Revitalizing Historic Urban Quarters. Oxford: Architectural Press
DOI: https://doi.org/10.26618/j-linears.v1i2.1815
Copyright (c) 2019 LINEARS : Jurnal Teknik Arsitektur
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Linears is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.