KONSERVASI BAHASA BANJAR SEBAGAI USAHA PELESTARIAN BAHASA DAERAH DI KALIMANTAN SELATAN
Abstract
Bahasa Banjar merupakan bahasa daerah Kalimantan Selatan. Banyak pemerhati bahasa di Kalimantan Selatan mengatakan bahwa Bahasa Banjar mulai mengalami pergeseran bahasa. Pergeseran tersebut terjadi karena adanya hegomoni bahasa lain seperti Bahasa Indonesia dan bahkan bahasa asing. Untuk mencegah pergeseran bahasa tersebut maka diperlukan konservasi terhadap Bahasa Banjar. Tujuan dilaksanakannya konservasi adalah agar kelestarian Bahasa Banjar sebagai bahasa ibu di Kalimantan Selatan tetap terjaga. Artikel ini membahas mengenai faktor penyebab pergeseran Bahasa Banjar dan konservasi yang dilakukan untuk pelestarian Bahasa Banjar. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengkajian maka faktor-faktor yang menyebabkan Bahasa Banjar mengalami pergeseran adalah adanya faktor kurangnya kesadaran penutur, pengajaran bahasa dari orang tua, kawin campur, media dan remaja yang kurang mengetahui Bahasa Banjar. Untuk menghindari pergeseran tersebut diperlukanlah konservasi bahasa. Bentuk konservasi Bahasa Banjar yang dapat dilakukan berupa, melakukan kajian mengenai Bahasa Banjar, mengangkat Bahasa Banjar sebagai media berekspresi, melaksanakan kegiatan-kegiatan Ilmiah, dan menggiatkan kembali Sastra Banjar. Dengan dilaksanakannya konservasi maka diharapkan Bahasa Banjar tetap eksis dan bertahan sebagai bahasa daerah di Kalimantan Selatan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (2016, Februari 26). Badan Bahasa: Upaya Internasionalisasi Bahasa Indonesia dan Pelindungan Bahasa dan Sastra Daerah. http://badanbahasa.kemendikbud.go.id
Collins, James T. (2019). Diversitas, Dokumentasi dan Pelestarian Bahasa Daerah Di Kalimantan Barat. An1mage Jurnal Studi Desain, 2(1), 32-41. https://journals.an1mage.net/index.php/ajsd/article/view/130
Durasid, D., & Kawi, D. (1978). Bahasa Banjar Hulu. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Fauzi, Iwan. (2008, Januari 24-26). Pemertahanan Bahasa Banjar di Komunitas Perkampungan Dayak. Prosiding “Seminar Antarabangsa Dialek-dialek Austronesia di Nusantara III”, Unversiti Brunei Darussalam, Bandar Seri Begawan 435-447. https://www.academia.edu/36399925/Pemertahanan_Bahasa_Banjar_di_Komunitas_Perkampungan_Dayak
Flick, U. (2014). Mapping the Field. Dalam Flick, U. (ed.). The SAGE handbook of qualitative data analysis. London, California, New Delhi, Singapore: Sage.
Ganie, Tajuddin Noor. (2011, April 14). Nasib Buruk Sastra Banjar Di Bawah Tekanan Hegemoni Sastra Indonesia. http://ganietajuddinnooryahooid.blogspot.com/2011/04/nasib-buruk-sastra-banjar-di-bawah.html
Gloria, Yusida. (2017). Konservasi Dan Revitalisasi Bahasa Sebagai Salah Satu Upaya Internasionalisasi Bahasa Indonesia. Journal Uniku. 11(2), 1-11. https://journal.uniku.ac.id
Harimansyah, Ganjar. (2017). Pedoman Konservasi Dan Revitalisasi Bahasa. Jakarta. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/Pedoman%20Konservasi%20dan%20Revitalisasi%20Bahasa.pdf
Hapip, A. D. (2008). Tata Bahasa Banjar. Banjarmasin: CV. Aditama.
Hermawan, Sainul. (2015, Desember 31). 2015: Tahun Pelestarian Bahasa Banjar. Banjarmasin Post. https://banjarmasin.tribunnews.com/2015/12/31/2015-tahun-pelestarian-bahasa-banjar
Hermawan, Sainul. (2019, November 5). Seminar Pelestarian Bahasa Banjar. Tribun Banjarmasin. https://banjarmasin.tribunnews.com/2019/11/05/peserta-seminar-pelestari-bahasa-banjar-membeludak-jumlahnya-lebihi-target
Humaidi, Akhmad dkk. (2017). Infleksi Dalam Bahasa Banjar. Jurnal Stilistika, 2(2), 262-272. https://www.jurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/STI/article/view/403
Jamzaroh, Siti. (2013, Julli 2-3). Tipologi Sintaksis: Urutan Kata Dan Frasa Bahasa Banjar Dan Implikasinya. Prosiding International Seminar “Language Maintenance and Shift III”, Semarang. http://eprints.undip.ac.id/54495/1/Proceeding_LAMAS_III__July_2-3_2013_-_Siti_Jamzaroh.pdf
Jarkasi dan Sainul Hermawan. (2006). Sastra Banjar Kontekstual. Banjarmasin. IRCiSoD Yogyakarta, FKIP Unlam Press Banjarmasin, dan Forum Kajian Budaya Banjar Banjarmasin.
Kamariah dan Abdillah, M. (2016). Pergeseran Bahasa Sasak Di Sebamban Kabupaten Tanah Bumbi. Stlistika Jurnal Bahasa dan Pengajarannya, 1(1), 64-76. http://ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/STI/article/view/139
Kawi, D. (2011). Telaah Bahasa Banjar. Banjarbaru: Scripta Cendekia.
Listiyorini, Ari. (2008). Eksistensi Bahasa Daerah dan Bahasa Indonesia Sebagai Alat Komunikasi dalam Persaingan Global. http://staffnew.uny.ac.id/upload/132231576/penelitian/MAKALAH+EKSISTENSI+BI-1.pdf
Muttaqin, Ahmad Iman. (2019). Konstruksi Verba Gerak Direksional dalam Bahasa Banjar. Journal of Linguistics, 4 (2) 99-103. https://jurnal.uns.ac.id/pjl/article/view/34129/245666
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2014 Tentang Pengembangan, Pembinaan, Dan Pelindungan Bahasa Dan Sastra, Serta Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 7 Tahun 2009 Tentang Pemeliharaan Bahasa Dan Sastra Daerah.
Poerwadarminta, W.J.S. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.
Muhammad, Rafiek (2013, April 6) Menjadi Berbahasa Indonesia: Kisah Hilangnya Beberapa Kosakata Bahasa Banjar Pada Seorang Anak Banjar. In: Seminar Nasional Linguistik II. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP PGRI Banjarmasin. http://eprints.ulm.ac.id/365/
Rahmat, Wahyudi. (2016). Penerapan Kaba Minangkabau Sebagai Media Pelestarian Bahasa Amai (Ibu) dan Kesusastraan Dalam Pendidikan Literasi Di Minangkabau. Jurnal Ipteks Terapan, V10(i4), 236-241. http://dx.doi.org/10.22216/jit.2016.v10i4.579 http://dx.doi.org/10.22216/jit.2016.v10i4.579
Saefuddin. (2018, Februari 21). Bahasa Ibu Banjar Terancam Punah di Kalsel? Ini Faktor Pemicunya. Kanal Kalimantan. https://kanalkalimantan.com/bahasa-ibu-banjar-terancam-punah-di-kalsel-ini-faktor-pemicunya/
Sudarmo. (2017). Fonotaktik Bahasa Banjar (Banjarese Phonotactic). Jurnal Bahasa, Sastra dan Pengajarannya. 278-290. https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/jbsp/article/viewFile/3759/3400
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.
Viriri, Advice. (2003). Language Planning in Zimbabwe: The Conservation And Management of Indigenous Language as Intangible Heritage. http://openarchive.icomos.org/507/1/C1-5_-_Vririri.pdf
Yusof, Maslida dkk. (2010). Perkaitan Semantik Kata Kerja Bahasa Banjar Kuala: Satu Analisis Varian Kuin, Banjarmasin. Jurnal Melayu Universitas Kebangsaan Malaysia, 5, 87-102. http://ejournal.ukm.my/jmelayu/article/view/4946/2504.
DOI: https://doi.org/10.26618/konfiks.v10i2.13118
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 JURNAL KONFIKS
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Journal Konfiks is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.