Open Access Open Access  Restricted Access Subscription Access

MISKONSEPSI PENYELESAIAN SOAL CERITA MATEMATIKA MATERI FPB DAN KPK SEKOLAH DASAR

ULFATUL LAILI NUR LATIFAH, Husni Wakhyudin, Fajar Cahyadi

Abstract


Materi KPK dan FPB penting sekali karena menunjang pembelajaran matematika berikutnya serta berguna dalam kehidupan sehari-hari. Namun ada beberapa siswa yang masih sering mengalami miskonsepsi dalam menyelesaikan soal cerita KPK dan FPB. Miskonsepsi yang terjadi pada siswa akan mengakibatkan siswa mengalami kesalahan juga untuk konsep pada tingkat berikutnya. Sehingga mengakibatkan terjadinya rantai kesalahan konsep yang tidak terputus karena konsep awal yang telat dimiliki akan dijadikan sebagai dasar belajar konsep selanjutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan faktor-faktor miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas IV SDN pedurungan Lor 01 Semarang dalam menyelesaikan soal cerita KPK dan FPB. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Data diperoleh dari hasil angket, tes diagnostic, dan wawancara yang dilakukan oleh 38 siswa kelas IVB SDN Pedurungan Lor 01 Semarang. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa miskonsepsi siswa terbanyak terletak pada miskonsepsi konsep yaitu sebanyak 37 siswa atau 43,02% belum bisa memahami konsep FPB atau KPK dalam menyelesaikan soal cerita materi FPB dan KPK . Miskonsepsi kedua terbanyak selanjutnya yaitu pada miskonsepsi sistematika sebanyak 22 siswa atau 25,58% siswa mengalami kesalahan pada langkah-langkah dalam menyelesaikan soal cerita materi FPB dan KPK. Miskonsepsi ketiga selanjutnya adalah miskonsepsi hitung, yaitu sebanyakk 21 siswa atau 24,42% siswa mengalami miskonsepsi hitung saat menyelesaikan soal cerita materi FPB dan KPK. Miskonsepsi terjadi karena adanya kesalapahaman hitung yang dilakukan yaitu ketika menjawab hasil dari FPB atau KPK atau saat menentukan hasil akhir yang diperoleh. Miskonsepsi yang terjadi terakhir yaitu miskonsepsi operasi yaitu sebanyak 6 siswa atau 6,98% mengalami kesalahan dalam menerapkan operasi yang diterapkan. Terjadinya miskonsepsi disebabkan oleh: (1) faktor internal, aspek kognitif siswa, siswa tidak mengubah permasalahan yang berbentuk cerita ke permasalahan matematis, siswa tidak memahami jalan cerita pada soal yang berbentuk cerita, siswa belum paham dengan konsep FPB dan KPK. Aspek afektif dan psikomotorik, yaitu siswa tidak teliti dalam mengerjakan soal, kurangnya keterampilan siswa dalam hal perhitungan, siswa mengantuk saat guru menerangkan pelajaran matematika. (2) Faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa meliputi aspek lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Lingkungan keluarga yang mempengaruhi yaitu kurangnya perhatian/kepedulian dan motivasi dari orangtua. Lingkungan sekolah yang mempengaruhi kesulitan belajar dikarenakan faktor kurangnya penggunaan media pembelajaran, kurangnya variasi guru dalam mengajar.

 


Keywords


Kata Kunci : Miskonsepsi, Soal Cerita, Materi FPB dan KPK.

Full Text:

PDF

References


Damayanti, Ariestika, dan Nyai Cintang. (2018). Pembelajaran Bilangan Sekolah Dasar. Semarang: Universitas PGRI Semarang.

Sarlina. (2015). Miskonsepsi Siswa terhadap Pemahaman Konsep Matematika pada Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat Siswa Kelas X5 SMA Negeri 11 makassar. MaPan: Jurnal Matematika Dan Pembelajaran, 3(2), 194–209.

Suparno, P. (2005). Miskonsepsi & Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. Jakarta: PT Grasindo Anggota Ikapi.

Undang-Undang RI Nomor 58 Tahun 2016, Tentang Pedoman Mata PelajaranMatematika.

Winarni, H. (2012). Matematika Untuk PGSD. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.




DOI: https://doi.org/10.26618/jrpd.v3i2.4078

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.