Pendidikan Islam di Indonesia Pada Zaman Penjajahan Belanda dan Jepang

Muhammad Azmi, Bahaking Rama, Abd. Rahim Razaq

Abstract


Pendidikan di Indonesia selama penjajahan Belanda dapat dikelompokkan kedalam dua periode, yaitu periode VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) dan periode pemerintah Hindia Belanda (NederlandsIndie). Pada periode VOC, pendidikan di Indonesia didasarkan pada prinsip bisnis yaitu berdasarkan untung rugi dalam hukum-hukum ekonomi. VOC tidak segan-segan untuk berperang bila ada yang menghalagi tujuan mareka. Ini bisa perhatikan dari hak aktroinya yang terdapat dalam suatu pasal yang berbunyi: “Badan ini harus berniaga di Indonesia dan bila perlu boleh berperang. Dan harus memperhatikan agama Kristen dengan mendirikan sekolah. Hal ini menyebabkan terpecahnya pendidikan yang ada di Indonesia. Di satu pihak adanya pendidikan dengan sistem pesantren dengan orientasi agama saja. Di pihak yang lain adanya pendidikan dengan sistem barat dengan orientasi sekuler yang tidak mempedulikan agama. Pecahnya sistem pendidikan di Indonesia tentu tidak menguntungkan bagi perkembangan masyarakat Indonesia. Di satu sisi diperlukan pemahaman untuk mengetahui perkembangan dunia luar dengan metode dan teknologi yang dikembangkan oleh barat. Di sisi lain juga dibutuhkan pemahaman keagamaan sebagaimana telah ditanamkan sebelum VOC datang ke Indonesia. Untuk memadukan dua sistem ini kemudian muncul madrasah madrasah yang berkelas, memakai bangku dan meja yang dipelopori oleh para pembaharuan di Indonesia. Setelah Belanda ditaklukkan oleh Jepang di Indonesia pada tanggal 8 Maret 1942, maka Belanda angkat kaki dari Indonesia semenjak itu mulailah penjajahan Jepang di Indonesia. Jepang muncul sebagai negara kuat di Asia, bangsa Jepang bercita-cita besar menjadi pemimpin Asia Timur Raya. Sejak tahun 1940 Jepang berencana untuk mendirikan kemakmuran bersama Asia Raya. Dalam rencana tersebur Jepang menginginkan menjadi pusat suatu lingkungan yang berpengaruh atas daerah-daerah mansyuria, daratan Cina, kepulauam Filipina, Indonesia, Malaysia, Thailand. Oleh karena itu rencana “kemakmuran bersama Asia Raya” dianggap sebagai suatu keharusan. Dengan semboyan “Asia untuk bangsa Asia” Jepang menguasai daerah yang berpenduduk lebih dari 400 juta jiwa yang antara lain menghasilkan 50% poduksi karet dan 70% timah dunia. Indonesia yang kaya sumber bahan mentah merupakan sasaran yang perlu dibina dan dimanfa’atkan sebaik-baiknya untuk kepentingan perang Jepang. Sehingga Jepang menyerbu Indonesia, karena tanah air Indonesia merupakan sumber bahan-bahan mentah yang kaya raya dan tenaga manusia yang banyak tersebut sangat besar artinya demi kelangsungan perang pasifik, dan hal ini sesuai pula dengan cita-cita politik ekspansinya.


Keywords


Pendidikan Islam, Zaman, Penjajahan, Belanda, Jepang

Full Text:

PDF

References


Amin, Muh Pendidikan Islam Pada Masa Penjajahan Belanda dan Jepang (Jurnal Kajian Islam Kontemporer Volume 10 , No. 2, Tahun 2019 ISSN: 1978-5119

Assegaf, Abdurrahman Pendidikan Islam di Indonesia, Yogyakarta: Suka Press, 2007.

Nasution, Harun Ensiklopedia Islam Indonesia. Jakarta: Djambatan, 1992.

Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam : Napaktilas Perubahan Konsep Filsafat dan Metodologi Pendidikan Islam dari Era Nabi Saw Sampai Ulama Nusantara. Jakarta: Kalam Mulia, 2011.

Rohman, Miftahur Kebijakan Pendidikan Islam pada Masa Penjajahan Jepang (al-Hikmah : Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 02 Nomor 01 Tahun 2018.

Steenbrink, Kareel A Pesantren, Madrasah dan Sekolah : Pendidikan Islam dalam Kurun Modern Jakarta : LP3S, 1986.

Subhan, Arief Lembaga Pendidikan Islam Abad Ke-20 “Pergumulan antara Modernisasi dan Identitas Jakarta: Kencana, 2012.

Yunus, Mahmud Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta : Hadikarya, 1985.

Zuharini, Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: BumiAksara, 2011.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.