PERILAKU PEMILIH PEMULA DALAM PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014 DI KELURAHAN SAPAYA KECAMATAN BUNGAYA KABUPATEN GOWA
Abstract
Beginner voter behavior is a person's behavior in its choice are considered most suitable or most preferred. Based on this, researchers are encouraged to try to describe and explain the behavior of voters in the election of the president and vice president in 2014 in the village Sapaya Bungaya District of Gowa district. The purpose of this study to describe the behavior of voters in the Village Sapaya the Presidential election in 2014 and the determinant factors on the behavior of voters. The method used is a qualitative descriptive study using the basic snow ball. The informants are voters amounting to 8 people and village heads as well as the chairman sapaya 1 PPS 1. Beginner voter behavior data collected by means of in-depth interviews and documentation. There are three approaches used, namely the sociological approach, psychological approach, and the approach of rational choice and the determinant factor is political participation and political culture. The results showed the behavior of voters in the election of the president and vice president in 2014 in the village of Sapaya more to the psychological voter behavior because they've been able to see and analyze the suitable candidate for the leader of their choice.
Perilaku pemilih pemula merupakan tingkah laku seseorang dalam menentukan pilihannya yang dianggap paling cocok atau paling disukai. Berdasarkan hal tersebut, peneliti terdorong untuk mencoba menggambarkan dan menjelaskan perilaku pemilih pemula dalam pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2014 di kelurahan Sapaya Kecamatan Bungaya kabupaten Gowa. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan perilaku pemilih pemula di Kelurahan Sapaya pada pemilihan Presiden tahun 2014 dan faktor-faktor determinan pada perilaku pemilih pemula. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan dasar penelitian snow ball. Informan penelitian adalah pemilih pemula berjumlah 8 orang dan kepala kelurahan sapaya 1 orang serta ketua PPS 1 orang. Data perilaku pemilih pemula dikumpul dengan cara wawancara mendalam dan dokumentasi. Ada tiga pendekatan yang digunakan, yaitu pendekatan sosiologis, pendekatan psikologis, dan pendekatan pilihan rasional dan faktor yang determinan yaitu partisipasi politik dan budaya politik. Hasil penelitian menunjukkan perilaku pemilih pemula pada pemilihan Presiden dan wakil presiden tahun 2014 di Kelurahan Sapaya lebih mengarah pada perilaku pemilih yang psikologis karena mereka sudah bisa melihat dan menganalisa calon pemimpin yang cocok untuk mereka pilih.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Almond, Gabriel. 1984.CBudaya Politik Tingkah Laku Politik dan Demokrasi di Lima Negara. Jakarta: Bina Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Gatara, Said. 2008. Ilmu Politik (Memahami dan Menerapkan). Bandung: CV Pustaka Setia
Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Melani, Indar. Juli 2014. http://Repository. Unhas. ac.id/ bitstream/ handle/ 123456789/ 10406/skripsi%20INDAR%20MELANI.pd
Miriam, Budiardjo. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sastroatmodjo, Sudianto. 1995. Perilaku Politik. Semarang: IKIP Semarang Press.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT. Grasindo.
Suryana, Nana. November 2013. http://eprints. uns. ac.Id/ 6393/ 1/ 211380811201112011.pdf.
Dokumen
Undang-Undang RI No. 23 Tahun 2003 Tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden
DOI: https://doi.org/10.26618/ojip.v5i1.106
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.