Optimasi Frekuensi Pemberian Pakan Alami Jenis Branchionus Plicatilis Terhadap Sintasan Larva Rajungan (Portunus Pelagicus) Stadia Zoea
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan frekuensi pemberian pakan alami B. plicatilis yang tepat untuk sintasan larva rajungan stadia zoea. Pemeliharaan larva rajungan berlangsung selama 12 hari. Pemeliharaan dimulai dari zoea I sampai megalopa I. Pemberian pakan menggunakan pakan alami jenis B. plicatilis dengan kepadatan 15 ind/ml. Pemberian B. plicatilis pada stadia zoea I dan II menggunakan B. plicatilis tipe S atau kecil. Pada stadia zoea III dan IV menggunakan B. plicatilis tipe L atau ukuran besar. Frekuensi pemberian pakan larva rajungan disesuaikan dengan perlakuan yang dicobakan. Sampling sintasan larva rajungan dilakukan setiap terjadi pergantian stadia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sintasan larva rajungan tertinggi dihasilkan pada perlakuan C (4 kali/hari), kemudian disusul perlakuan B (3 kali/ hari), perlakuan A (2 kali/hari) dan perlakuan E (5 kali/hari). Hal ini disebabkan karena frekuensi pemberian pakan alami yang diberikan sesuai dengan kebutuhan larva rajungan. Sehingga nutrisi tercukupi untuk mempertahankan tingkat kelangsungan hidupnya. Selain itu disebabkan karena jumlah pakan yang diberikan sesuai dengan kapasitas tampung lambung larva rajungan sehingga pakan yang diberikan dapat dikonsumsi dan dicerna oleh larva rajungan.
Kata kunci: Brachionus plicatilis, Sintasan, Zoea
Abstract
This study aims to determine the natural frequency of feeding B. plicatilis right to survival rate of crab larvae stadia zoea. Maintenance crab larvae lasts for 12 days. Maintenance begins on zoea I to megalopa I. Feeding use of natural feed type B. plicatilis with a density of 15 ind / ml. Giving B. plicatilis at stadia zoea I and II using the B. plicatilis type S or small. In the stadia zoea III and IV using B. plicatilis L type or size. Crab larvae feeding frequency adapted to the treatment is tested. Sampling is done every crab larvae survival rate occurs turn of stadia. The results showed that the survival rate is the highest crab larvae produced in treatment C (4 times / day), followed by treatment B (3 times / day), treatment A (2 times / day) and treatment E (5 times / day). This is because the natural frequency of feeding are given according to the needs of small crab larvae. So that adequate nutrients to sustain their survival rate. In addition due to the amount of feed that is given in accordance with capacities of the stomach so that the crab larvae feed given can be consumed and digested by the larvae of crabs.
Keywords: Brachionus plicatilis, Survival, zoea
Full Text:
PDFReferences
Adiwidjaya, D dan E. Sutikno. 2009. Aplikasi Frekuensi Pemberian Pakan Buatan Secara Optimal Pada Budidaya Udang Windu Intensif Berkelanjutan. Laporan Tahunan Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau Jepara.
Ludji, V. R., 2006. Pengaruh Biokapsulasi Pada Rotifer (B.plicatilis) dan A. salinan Sebagai Pakan Alami Terhadap Pertumbuhan Dan Sintasan Larva Kepiting Bakau (Scylla olivácea HERBST). Skripsi Fakultas Pertanian, Jurusan Perikanan dan Kelautan, Universitas Nusa Cendana. Kupang.
Mardjono, M., L. Ruliaty., R. Prasetyo., dan Sugen., 2002. Pemeliharaan Larva Rajungan (Portunus pelagicus) Skala Massal. Laporan Tahunan Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau Jepara.
Susanto, B, M. Marzuqi, I. Setyadi, D. Syahidah, N. Permana dan Haryanti. 2005. Pengaruh Pola pemberian Pakan Yang Berbeda Terhadap Produksi Benih Rajungan (Portunus pelagicus) Skala Massal. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Volume 11 Nomor 7 Tahun 2005.
DOI: https://doi.org/10.26618/octopus.v1i2.476
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Murni Murni
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
OCTOPUS: Jurnal Ilmu Perikanan under by Creative Commons Attribution-NoDerivatives 4.0 International License.