STUDI EXPERIMENTAL PENGARUH BELL SIPHON TERHADAP VOLUME RESAPAN AIR HUJAN

Hardiyanto Ahmad, Aslina Aris, Andi Rahmat, Mahmuddin Mahmuddin, Andi Bunga Tongeng

Abstract


Secara umum proses resapan air tanah ini terjadi melalui 2 proses berurutan, yaitu infiltrasi (pergerakan air dari atas ke dalam permukaan tanah) dan perkolasi yaitu gerakan air ke bawah dari zona tidak jenuh ke dalam zona jenuh air. Daya infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum yang mungkin, yang ditentukan oleh kondisi permukaan tanah. Daya perkolasi adalah laju perkolasi maksimum yang mungkin, yang besarnya ditentukan oleh kondisi tanah di zona tidak jenuh. Laju infiltrasi akan sama dengan intensitas hujan jika laju infiltrasi masih lebih kecil dari daya infiltrasinya. Perkolasi tidak akan terjadi jika porositas dalam zona tidak jenuh belum mengandung air secara maksimum. dari uraian tersebut di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian eksperimental yang mengkombinasikan terasering dengana,alat Bell Siphon. Tujuan penelitian ini yaitu Untuk mengetahui pengaruh Bell Siphon dan tanpa menggunakan Bell Siphon terhadap volume resapan pada kemiringan lereng dan Untuk mengetahui pengaruh Bell Siphon dan tanpa menggunakan Bell Siphon terhadap debit resapan pada kemiringan lereng. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu, instrument model flume (Uji Laboratorium). Dalam penelitian ini digunakan 2 jenis metode yaitu, metode dengan menggunakan Bell Siphon dan metode tanpa menggunakan Bell Siphon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume air yang meresap yang terjadi pada metode pertama dengan menggunakan Bell Siphon Pada durasi hujan 5 menit debit resapan yang didapat sebesar 0,97 ml/det dengan kemiringan lereng datar, pada durasi hujan 5 menit debit resapan yang didapat 0,6 ml/det dengan kemiringan lereng 150, pada durasi hujan 5 menit debit resapan yang didapat 0,17 ml/det.


Keywords


Bell Siphon, Resapan

Full Text:

PDF

References


Craig, R. F., & Susilo, B. (1989). Mekanika Tanah, edisi IV. 16, 19, 109,110, 171, 174, 176.

https://labmekanikatanah.files.wordpress.com

/2013/07/mekanika-tanah-r-f-craig.pdf Djarwanti, N. (2009). Komparasi Koefisien

Permeabilitas (K) Pada Tanah Kohesif.

Media Teknik Sipil, 8(1), 21–24.

Gardner, W., 1986. Water content. In A. Klute (ed.): Methods of Soil Analysis. Part 1:Physical and Mineralogical Methods. Second edition. ASA, Inc., SSSA, Inc., Madison, Wisconsin, USA. pp. 493 – 544.

Haryadi, D., Mawardi, M., & Razali, M. R. (2019).

Analisis Lereng Terasering Dalam Upaya Penanggulangan Longsor Metode Fellenius Dengan Program Geostudio Slope. Inersia, Jurnal Teknik Sipil, 10(2), 53–60. https://doi.org/10.33369/ijts.10.2.53-60

Hermawan, B. (2005). Monitoring Kadar Air Tanah Melalui Pengukuran Sifat Dielektrik Pada Lahan Jagung. Ilmu-Limu Pertanian Indonesia, 7(1), 15–22.

Ilyas Ichan, Zulkifli S, And Hulalata. 2018. “Analisa Penerapan Resapan Biopori Pada Kawasan.”

Jimmyanto, H. (2014). Pengaruh Sampah Plastik Dan Abu Sekam Padi Terhadap Kuat Geser Tanah Lempung Lunak. Jurnal Teknik Sipil Dan Lingkungan Vol. 2, No. 4, Desember 2014, ISSN : 2355-374X, 6(1), 632–637.

Korah, T., & Turangan A. E., A. N. S. (2014). ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN METODE FELLENIUS (Studi

Kasus: Kawasan Citraland). Jurnal Sipil Statik, 2(1), 22–28.

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jss/artic le/view/3920

Nur Annisa Maharani, And Pinjung Nawang Sari. 2016. “Penerapan Aquaponic Sebagai Teknologi Tepat Guna.”

Pradana, M. S., & Rohmah, A. M. (2018).

Pemodelan Angka Pori Pada Stabilisasi Tanah Gambut. Buana Matematika : Jurnal Ilmiah Matematika Dan Pendidikan Matematika, 8(2:), 59–64. https://doi.org/10.36456/buana_matematika.8

.2:.1729.59-64

Putra, D. A., Pangaribuan, I. P., & Wibowo, A. S. (2020). Terasering Di Daerah Lemukih Bali Automatic Control System On The Prototype Of Restricted Sawing Doors In The Lemukih Area Of Bali. 7(2), 3025–3037.

Rinaldi, A., Fajar, R. A., & Widodo, L. E. (2017).

Karakterisasi Derajat Kejenuhan Tanah Berdasarkan Pendekatan Logaritma Potensial Kapiler (pF). October 2018. https://doi.org/10.31227/osf.io/pt5fe

W, M. G. (2018). Analisa pengaruh metode terasering pada stabilitas lereng menggunakan geoslope/w6. 5(2), 108–116.

Wardana, I. (2011). Pengaruh Perubahan Muka Air Tanah Dan Terasering Terhadap Perubahan Kestabilan Lereng. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, 15(1), 83–92.

Wibowo, M. (2006) Model Penentuan Kawasan Resapan Air Untuk Perencanaan Tata Ruang Berwawasan Lingkungan J. Hidrosfir 1 .

Vol.1(1):1 – 7




DOI: https://doi.org/10.26618/th.v15i2.9166

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.