EKSISTENSI SENI LUKIS REALISME DI ERA POST-MODERNISME (Tinjauan Karya Dede Eri Supria)

MEISAR ASHARI

Abstract


Implikasi dari sebuah pernyataan “realisme” adalah bagaimana kita menemukan bermacam-macam fase fantasi diantara idealisme era atau masa dan intelektualisme masa kini. Realisme adalah salah satu paham atau aliran warisan yang sangat familier mengemukakan kenyataan atau sesuatu yang bersifat lahiriyah. Berusaha dengan segala daya untuk menyatakan perwujudan obyek yang tepat dan selalu berdasar atas keyakinan atas eksistensi obyektif dari sesuatu. Impresionisme.Keberadaan seni lukis realisme saat ini tidak lepas dari upaya yang telah di lakukan oleh orang-orang sebelum kita dan seni lukis realis selalu berusaha menampilkan kehidupan sehari-hari dari karakter, suasana, dilema, dan objek, untuk mencapai tujuan Verisimilitude (sangat hidup), sekingga kerap kali disebut dengan peniruan dari obyek sebenarnya, Cuma pada pengungkapannya tergantung pada siapa saja yang ingin mencoba untuk menggambarkannya. Eksistensi Post-Modernisme adalah salah satu cabang seni yang terpengaruh dampak modernisasi. Post-modern yang berarti kekinian, modern atau lebih tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau saat ini, jadi post-modernisme adalah seni yang tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman sekarang. Lukisan kontemporer adalah karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Misalnya lukisan yang tidak lagi terikat pada Rennaissance. Dede Eri Supria dengan karyanya "Tukang Daging" (juga dikenal sebagai "Menunggu Pembeli atau Menunggu untuk Pelanggan)” yaitu karya tahun 1981. Salah satu karya yang ikut menopang keberadaan Dede sebagai seniman dalam dunia seni lukis. Penggambaran karyanya dengan gaya 'superrealis' seperti ketepatan optik pada bidikan kamera. Lukisan Dede ibarat fotografi realitas yang muncul sebagai dokumentasi bercerita tentang suasana jaman atau era. Penangkapan objek meja, tenda, dan daging, menggambarkan unsur-unsur pasar pinggir jalan yang dapat ditemukan di mana saja di perkotaan di Indonesia, sedangkan bumi retak kering latar belakang adalah sepenuhnya unplaceable.

Keywords


Seni Lukis Realisme; Post Modernisme

Full Text:

PDF

References


Ahimsa-Putra, H.S. Strukturalisme Levi-Strauss: Mitos dan Karya Sastra. Yogyakarta: Galang Press, 2001.

Bahari Nooryan, 2008. “Kritik Seni” Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dharsono, 2004. “Seni Rupa Moderen” Bandung: Penerbit Rekayasa Sains.

Dharsono, 2007. “Estetika” Bandung: Rekayasa Sains Bandung.

F. X. Widaryanto, 2006. “Problematika Seni”, Bandung: STSI Bandung. Terjemahan “Problems of Art” Suzanne K. Langer.

Soedarsono, R.M. Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, 2001.

Soedarso SP, 2000. “Seni, Arti dan Problematikanya”, Yogyakata: Duta Wacana University Press. Terjemahan “The Meaning of Art” Hebert Read.

Wiryomartono, Bagoes P. Pijar-Pijar Penyingkap Rasa-Sebuah Wacana Seni dan Keindahan dari Plato Sampai Derrida. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,2001.




DOI: https://doi.org/10.26618/jh.v2i1.11743

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Diterbitkan:
 
Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 
Universitas Muhammadiyah Makassar 
Alamat: Jalan Sultan Alauddin No 259 
Email: harmoni@fkip.unismuhmakassar.ac.id   

ISSN Print    : 2087-9865
ISSN Online : 3026-5002


Cited By: CrossRef
DOI: 10.26618


Creative Commons License