Fitrah Manusia(Peserta Didik) dalam Perspektif Hadis

Usman Pahero, Arifuddin Ahmad, Rahmi Dewanti Palengkey

Abstract


Kredibilitas suatu hadis harus tetap disandarkan kepada standarisasi Rasulullah saw. Maka kualitas suatu hadis dapat diketahui dengan cara meneliti atau menyebutkan sanad dan matan hadis sebab keakuratan sanad suatu hadis harus bersambung seluruh perawi dalam sanad tersebut bersifat adil dan dhabith, dalam sanad tersebut terhindar dari Syudzuz (kejanggalan) dan illat (cacat). Fitrah adalah potensi-potensi untuk menjadi baik dan buruk. Dan potensi untuk menjadi muslim atau kafir. Secara sederhana  firah dapat dimaknai potensi untuk beragama dan tidak beragama. Keabsahan dan kejelasan matan maupun sanad dimaksud agar setiap pesan yang menjadi tema dari inti suatu hadis tersebut dapat diaplikasikan sesuai dengan harapan yang dimaksud oleh Rasulullah saw. Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Hambal adalah merupakan hadis yang shahih, karena telah memenuhi syarat-syarat keshahihan suatu hadis. Oleh sebab itu, kedalam ilmu seorang perawi merupakan gambaran yang sangat dominan dalam menentukan hukum apakah layak untuk dijadikan sebagai dalil atau rujukan. Pendidikan merupakan media untuk mempertahankan fitrah khalqiyyah dan sarana untuk mengasah potensi fitrah munazzalah agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, menjadi manusia beriman dan bertaqwa. Kedudukan orangtua dalam kelurga, sekolah, dan masyarakat  memiliki peran dan tanggung jawab  masing-masing terhadap perkembangan peserta didik sesuai dengan fitrahnya.


Full Text:

PDF

References


Abbdul Qadir Isa, Hakekat Tasawuf, (Jakarta: Qisthi Press, 2005.

A. Tafsir, Filsafat Pendidikan Islam. (Bandung: Pustaka Setia, 2009.

A. Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan Masyarakat. (Jakarta: Gema Insani Press, 1996.

Abdul Majid, Fitrah dan Kepribadian Islam: Sebuah Pendekatan Psikologis. (Jakarta: Darul Falah, 1999.

Al-Qur’an dan Terjemahannya.

Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis. ( Jakarta: AMZAH, 2012.

Arifuddin Ahmad, Paradigma Baru Mehami Hadis Nabi SAW. (Online Perpustakaan UIN Antasari Banjarmasin, Sabtu, tangggal 22 Oktober 2022, jam 7.35 wita.

Abbdul Qadir Isa, Hakekat Tasawuf, (Jakarta: Qisthi Press, 2005.

Harry Santoso, Fitrah Based Education. (Bekasi: Yayasan Mutiara Timur, 2018.

Nasution, Harun. Islam Rasional, (Bandung: Mizan, 1995

Riwayat al-Bukhari M. Ajajj al-Khathibi, Ushul Al-Hadits (Beirut: Dar Al Fikri, 1978. Imam al-Bukhâri, Shahîh al-Bukhâri (Beirut: Dar Ibn Katsir_al-Yamâmah, 1987), Kitâb al-Janâiz, Bâb idzâ aslam al-shabiyyu fa mâta hal yushalli 'alaih, Hadis Nomor 1296, Jilid I, hlm. 456. 3 Imam Muslim, Shahih Muslim (Beirut: Dar Ihya` al-Turâts al-'Arabi, t.t.). Kitâb al-Qadr, Bâb ma'na kullu maulud illâ yulad 'ala al-fithrah, Hadis Nomor 2658, Jilid IV).

Quraisy Shihab, Membumikan Al-Qur’an. (Jakarta: Mizan, 2005

Quraish Shihab, Tafsir al-misbah;mpesan dan keserasian al-Qur’an, Vol 11. (Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Qardhawi, Yusuf., Bagaimana Memahami Hadis Nabi SAW, terj. Muhammad al-Baqir, (Bandung: Karisma 1993.

Quraish Shihab, Membumikan Alquran –Fungsi dan peran wahyu dalam kehidupan masyarakat, (Mizan, Bandung, Cet. I, 1992

Murtadha Muthahhari, Perspektif Alquran tentang manusia dan agama, (Mizan, (Bandung, Cet. VI, 1413/1992.

W. Walidin, Konstelasi pemikiran pedagogik ibnu khaldun perspektif pendidikan Islam. (Yogjakata: Nadtya Foundation, 2003.

Referensi : https://tafsirweb.com/7394-surat-ar-rum-ayat-30. Diakses, Sabtu, 22 Oktober 2022.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.