ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG PADA BERBAGAI TINGKAT KEMIRINGAN LAHAN DI KABUPATEN GOWA SULAWESI SELATAN
Abstract
Kemiringan lahan merupakan faktor pembatas pada suatu lahan dalam melakukan usahatani jagung. Perbedaan kemiringan yang terjadi pada setiap lahan mempengaruhi proses pertumbuhan dan produksi tanaman jagung yang pada akhirnya mempengaruhi pendapatan petani, karena kemiringan merupakan salah satu penentu terhadap usahatani jagung dan selanjutnya akan mempengaruhi pendapatan.
Pendapatan dari usahatani jagung, memberikan arahan mengenai kelayakan ekonomi dalam memanfaatkan komoditas jagung yang diusahakan pada lahan yang miring. Karena kombinasi antara kemiringan lahan dan kelayakan ekonomi akan menentukan potensi pemanfaatan dari tanaman jagung yang akan diusahakan.
Penelitian ini bertujuan untuk; 1) mengetahui pendapatan petani dalam melakukan usahatani jagung di berbagai kemiringan lahan, 2) menentukan batas kemiringan lahan yang baik atau layak untuk usahatani jagung. Penelitian dilaksanakan di Desa Timbuseng Kecamatan Pattallassang Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan, dengan menggunakan metode survei dan penanaman jagung di lapangan. Tahapan penelitian terdiri atas: (1) pengamatan tanah di lapangan dilakukan pada titik-titik pengamatan, penentuan titik pengamatan berdasarkan lahan bekas penanaman jagung, (2) pengamatan pada setiap tingkat kemiringan lahan (mulai dari 3 sampai 8 persen sampai lebih dari 25 persen), (3) penanaman jagung dilakukan pada berbagai kemiringan lahan (4) pengamatan produksi jagung dilakukan secara ubinan (2,5 x 2,5 meter) kemudian dikonversi dalam satuan hektar, (5) analisis ekonomi dilakukan untuk mengetahui pendapatan dari usahatani jagung dan tingkat kelayakan dianalisis dengan menggunakan R/C rasio.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kelerengan yang terdapat di lokasi penelitian bervariasi, mulai dari 3 persen sampai lebih dari 25 persen, dan memberikan hasil atau produktivitas dan pendapatan yang berbeda-beda. Secara umum pendapatan yang diperoleh pada lahan yang miring yaitu sebesar Rp. 11.438.375, dan masih layak untuk dilakukan usaha tani jagung (R/C rasio 1,78). Pada setiap kemiringan lahan memberikan pendapatan yang bervariasi, dimana pada kemiringan 3 sampai 8 persen pendapatan rata-rata yang diperoleh sebesar Rp. 10.366.000, kemudian 8 sampai 15 persen sebesar Rp. 13.678.000, 15 sampai 25 persen sebesar Rp. 11.631.000 dan pada kemiringan lebih dari 25 persen sebesar Rp. 10.174.333.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu; 1). pendapatan petani dari usahatani jagung pada berbagai kemiringan lahan rata-rata sebesar Rp. 11.438.375. 2). Batas kemiringan lahan yang terbaik atau layak untuk usahatani jagung yaitu pada kemiringan 08 – 15 persen (pendapatan Rp. 13.678.000 dengan R/C rasio 1,79).
Kata Kunci: pendapatan , usahatani jagung, dan kemiringan lahan
Full Text:
PDFReferences
Baja, S. 2015. Perencanaan Tata Guna Lahan dalam Pengembangan Wilayah, Pendekatan Spasial dan Aplikasinya. ANDI, Yogyakarta.
Doran, J.W., Stamatiadis, S.I., and Heberem, J. 2002. Preface: Soil health as an indicator of sustainable management. Agriculture, Ecosystems and Environment, 88: 107-110.
Dumanski, J. 2010. Land quality indicators. Agriculture, Ecosystem and Environment 81, 93-102
Gabriel, J.L., M. Quemada. 2011. Replacing
bare fallow with cover crops in a maize cropping system: Yield, N uptake and fertiliser fate. European Journal of Agronomy 34:133-143.
Laloy E. And C.L. Bielders. 2008. Plot scale continuous modelling of runoff in a maize cropping system with dynamic soil surface properties. Journal of Hydrology 349:455-469.
Luca Salvati and Margherita, C. 2010. Estimating land degradation risk for agriculture in Italy using an indirect approach. Journal of Ecological Economics 69:511-518.
Mado, et al. 2015. Parametric System and Kriging Model Approach to Assess Land Potential Area for Development of Maize Production in Gowa Regency, South Sulawesi, Indonesia. International Journal of Current Research in Biosciences and Plant Biology, 2 (9):77-83.
Munodawafa A. And Neil Zhou. 2008. Improving water utilization in maize production through conservation tillage system in semi-arid Zimbabwe. Journal Physics Chemistry of the Earth 33:757-761.
Syaifuddin, 2008. Kajian potensi lahan untuk menunjang optimalisasi pengembangan tanaman jagung di Kabupaten Gowa dan Takalar. Departemen Pertanian. Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STTP) Gowa.
Syekhfani, 2010. Hubungan Hara Tanah Air dan Tanaman. Dasar-dasar Pengelolaan Tanah Subur Berkelanjutan. Edisi ke 2. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.
DOI: https://doi.org/10.26618/agm.v2i1.7158
Refbacks
- There are currently no refbacks.
View My Stats