Kedudukan Akal dalam Islam

Muhammad Amin

Abstract


Abstrak

 

Allah swt., menganugerahkan akal kepada seluruh manusia yang merupakan kelebihan manusia dibanding dengan makhluk-makhluk-Nya yang lain. Dengan menggunakan akalnya manusia dapat membuat hal-hal yang dapat mempermudah urusan mereka di dunia. Tetapi segala yang dimiliki manusia sudah tentu ada keterbatasan-keterbatasan sehingga ada batas-batas yang tidak boleh dilewati. Meskipun Islam sangat memperhatikan dan memuliakan akal, tetapi tidak menyerahkan segala sesuatu kepada akal, bahkan Islam membatasi ruang lingkup akal sesuai dengan kemampuannya, karena akal terbatas jangkauannya, tidak akan mungkin bisa menjangkau hakekat segala sesuatu. Maka Islam menundukkan akal terhadap Wahyu dan Sunnah Nabi saw., artinya di dalam segala hal wahyu dan sunnah harus di dahulukan.

 

Kata kunci:  Kedudukan  Akal,  Islam

Abstract

Allah swt., Conferring reason to all human beings who are superior human beings compared to His other creatures. By using the wisdom of man can make things that can ease their affairs in the world. But everything that man has is of course there are limitations so there are boundaries that should not be passed. Although Islam is very concerned and glorifies the intellect, it does not surrender everything to the intellect, even Islam limits the scope of reason according to its ability, because the reason is limited in its reach, it will not be possible to reach the essence of all things. So Islam subjects reason to the Revelation and the Sunnah of the Prophet , meaning in all things the revelation and the sunnah should be first.

 

Keywords:   The position of Intellect , Islam


Full Text:

PDF

References


DAFTAR PUSTAKA

Al-Maraghi, Ahmad Mustafa. Tafsir Al-Maraghi. 1993. Semarang: PT. Karya Toha Putra.

Al-Wahidiy al-Naisabury, Abi al-Hasan Ali bin Ahmad. 1991. Asbab al-Nuzul. Beirut: Dar al-Fikr.

Departemen Agama. 1996. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Semarang: Toha Putera.

Goleman, Daniel. 2001. Kecerdasan emosional. Bandung:Prima.

Katsir al Quraisy al-Dimasyqi, Abi al-Fida’ Ismail. 1986. Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 1. Makkah al-Mukarramah: al-Maktabah al-Tijariyah.

Khalaf, Abd al-Wahab. 1987. Ilmu Ushul Fiqh. Mesir: Dar al Ma’arif.

Khaldun, Ibnu. 1999. Muqaddimah Jilid III. t.tp.

Khalil, Munawwar. 1975. Salafiyah. Jakarta: Bulan Bintang.

Nasution, Harun. 1986. Akal dan

Wahyu Dalam Islam. Jakarta: UI Pres.

-------------.1994. Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.

Shihab, M. Quraish. 2000. Logika Agama. Bandung: Lentera Hati.

Zabadiy, al-Fayruz. 1952. Al-Qamus Al-Muhith, cetakan II. Mesir: Al-Halabiy




DOI: https://doi.org/10.26618/jtw.v3i01.1382

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Muhammad Amin

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.