Perkembangan Populasi Bakteri pada Media Budidaya Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) dengan Penambahan Sumber Karbon Berbeda

Hidayat Suryanto Suwoyo, Bunga Rante Tampangallo

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek penambahan sumber karbon yang berbeda  terhadap perkembangan populasi bakteri pada media budidaya udang vaname (L. vannamei) untuk pembentukan bio-flok. Hewan uji yang digunakan adalah udang vaname ukuran PL-27 dipelihara dalam bak terkontrol  berukuran 1 x 1 x 0,5 m3  yang dilengkapi dengan sistem aerasi yang memadai dan ditebar tokolan dengan kepadatan 250 ekor/m2.  Udang ini diberi pakan komersial (pellet) dengan kadar protein 35-40%. Perlakuan yang aplikasikan adalah penambahan jenis sumber C-organik yang berbeda untuk pembentukan bio-flok dalam media budidaya udang vaname yaitu (A) Molase,(B) Tepung Tapioka dan (C) kontrol (Tanpa penambahan C-Organik).  Variabel yang diamati meliputi  bakteri Vibrio dan bakteri umum (total bakteri)  dengan melakukan sampling setiap 2 minggu sekali. Sampel untuk isolasi bakteri Vibrio spp dan total bakteri dikumpulkan dengan menggunakan botol sampel steril kemuadian dimasukkan dalam box yang berisi es batu dan selanjutnya dibawa ke Laboratorium Kesehatan ikan dan Lingkungan Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau (BPPBAP). Perhitungan populasi bakteri Vibrio spp menggunakan  media TCBSA plate sedang total bakteri  menggunakan media TSA plate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Total Vibrio sp pada kolom air pada awal pemeliharaan berkisar antara 5 x 100 – 2,4 x 102  cfu/mL, kemudian memperlihatkan kecenderungan yang terus meningkat hingga akhir pemeliharan.  Total Vibrio sp pada akhir pemeliharaan di perlakuan A berkisar 1,85-6,8 x 103 cfu/mL, perlakuan B berkisar 3,7-8,3 x 103 dan perlakuan C berkisar 1,3 x 103 – 1,1 x 104. Total populasi bakteri pada awal pemeliharaan berkisar 3,25 x 104 – 1,35 x105, selanjutnya meningkat menjadi 2,20 x 107 cfu/mL pada perlakuan A, sedangkan pada perlakuan B mencapai 6,97 x 106 cfu/mL dan perlakuan C sebesar 2,19 x 106 cfu/mL.  Adanya penambahan sumber karbon kedalam media pemeliharan udang vaname menyebabkan peningkatan populasi bakteri pembentuk bioflok

Kata Kunci:  bakteri, bioflok, molase, tapioka, udang vaname


Full Text:

PDF

References


Anonim, 2003. Litopenaeus vannamei sebagai alternative budidaya udang saat ini. PT. Central Proteinaprima (Charoen Pokphand Group) Surabaya. 16 hal.

Anonim, 2006. Produksi udang vaname (Litopenaeus vannamei) di tambak dengan teknologi intensif. Standar Nasional Indonesia 01-7246-2006. Badan Standardisasi Nasional, 9 hlm.

Avnimelech, Y. 1999. Carbon/Nitrogen ratio as control element in aquaculture systems. Aquaculture 176 : 227 – 235.

Avnimelech, Y. 2007. Feeding with microbial flocs by tilapia in minimal discharge bio-flocs technology ponds. Aquaculture 264 : 140 – 147.

Aiyushirota. 2009. Konsep budidaya sistem bakteri heterotrof dengan bioflocs. Biotechnology Consulting and Trading. Komplek Sapta Taruna PU, Blok B1 No. 13 Bandung, Jawa Barat, Indonesia. www.aiyushirota.com. akses Januari 2009. 14 hal.

Azim, M.E dan D.C. Little. 2008. The bioflok technology (BFT) in door tanks : Water quality, biofloc composition, and growth and wealfare of Nila Tilapia (Oreochromis niloticus), Aquaculture 283: p 29-35.

Bej, AK., DP Patterson, CW Brasher, MC Vickery, DD Jones, and CA Kaysner. 1999. Detection of total and hemolysin-producing Vibrio parahaemolyticus in shellfish using multiplex PCR amplification of tl, tdh and trh. J. Microbiol. Methods, 36: 215–225

Burford MA, Thompson PJ, Bauman H, Pearson DC. 2003. Microbial communities: Affect water quality, shrimp performance at Belize Aquaculture. Global Aquaculture Advocate, 6465

Brown AD. 1990. Microbial Water : Principles and Perspectives, John WiIey and Sons, Inc., New York

Brune DE, Schwartz G, Eversole AG, Collier JA, Schwedler TE. 2003. Intensification of pond aquaculture and high rate photosynthetic systems. Aquaculture Engineering 28, 65-86

Choo PS, Tanaka K. 2000. Nutrient level in ponds during the grow-out and harvest phase of Penaeus monodon under semi-Intensive or Intensive culture. Journal JIRCAS 8 : 13 – 20.

Crab R, B. Chielens, M. Wille, P. Bossier, and W. Verstraete. 2009. The effect of different carbon sources on the nutritional value of bioflocs, a feed for Macrobrachium rosembergii postlarvae. Aquaculture Research, 1-9

Defoirdt, T. 2007. Quorum sensing disruption and the use of short-chain fatty acids and polyhydroxyalkanoates to control luminescent Vibriosis. PhD thesis, Ghent University, Belgium. p. 228.

Effendie, M.I. 1979. Metode Biologi Perikanan. Cetakan Pertama. Penerbit Yayasan Dwi Sri Bogor. 112 hal.

Ekasari, J. 2008. Bio-flok technology: The effect different carbon source, salinity and the addition of probiotics on the primary nutritional value of the bio-flocs. Thesis. Ghent University, Belgium. 72 pp,

Gunarto, dan Burhanuddin. 2009. Pemeliharaan benur windu dengan penambahan sumber C-karbohidrat pada skala Laboratorium. Prosiding Seminar Nasinal Tahunan VI. Jurusan Periknan dan kelautan, Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Sekolah Tinggi Perikanan. Jakarta. 3-4 desember 2009. 1-6 hal.

Gunarto dan Mansyur, A., 2010. Penambahan Tepung Tapioka Pada Budidaya Udang Penaeid di Tambak. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. Hal.: 729-735

Gunarto, Hidayat Suryanto dan A. Sahrijanna, 2010. Studi awal produksi bioflok secara massal dalam skala laboratorium. Prosiding Seminar Nasional Tahunan VII, Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan Tahun 2010, Jilid I. Budidaya Perikanan. Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Gunarto., Suwoyo, H.S,. & Syafaat, M.N. 2012. Budidaya Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Pola Intensif dengan Penambahan Molase. Prosiding Seminar Indoaqua- Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. 2012. " Industrialisasi Perikanan untuk Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan Bangsa dengan dukungan IPTEK dan Sinergi antar Stakeholders". ISBN. 978-979-789-041-4. Hal. 469-478. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Makassar, 8-11 Juni 2012

Haryadi, S., Suryodiputro, I. N. N., dan B. Widigdo, 1992. Limnologi. Penuntun Praktikum dan metode analisa air. Institut Pertanian Bogor. Fakultas Perikanan, 57 hlm.

Hari, B., Kurup, B. M., Varghese, J. T., Schrama, J. W., dan Verdegem, M. C. J. 2004. Effects of carbohydrate addition on production in extensive shrimp culture systems. Aquaculture 241 : 179 – 194.

Hari, B., Kurup, B. M., Varghese, J. T., Schrama, J. W., dan Verdegem, M. C. J. 2004. Effects of carbohydrate addition on water quality and the nitrogen budget in extensive shrimp culture systems. Aquaculture 252 : 248 – 263.

Isdarmawan, N., 2005. Kajian Tentang Pengaturan luas dan waktu bagi degradasi limbah tambak dalam upaya pengembangan tambak berwawasan lingkungan di kecamatan wonokerto kabupaten pekalogan. Tesis. Program pasca sarjana universitas Diponegoro Semarang. 1-111 hal.

Johansson, M. W., P. Keyser, K. Sritunyalucksana dan K. Soderhall. 2000. Crustacean haemocyts and haemotopoiesis. Aquaculture 191 : 42 – 52.

Jorand F, F. Zartarian, F. Thomas, J.C. Block, J V. Betteru, G. Villemin, V. Urbain, and J. Manen. 1995. Chemical and structural (2nd) linkage between bacteria within activated-sludge flock. Water Res, 29 (7): 1639-1647

Kartika, A. 2008. Optimum rasio C/N medium dengan penambahan sukrose pada pembentukan bioflok untuk peningkatan kualitas air pada sistem akuakultur. Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB, email : kartikalifl@yahoo.com

Leonard N, Blanchetoq JP, Guiraud JP. 2000. Population of Heterotrophic Bacteria in an Experimental Resirculating Aquaculture System, Journal of Aquaculture Engineering 22, 109 -120.

McIntosh, R. P. (2000). Changing paradigms in shrimp farming. IV. Low protein feeds and feeding strategies. Global Aquaculture ADVOCATE, April 2000 Vol 3 (2) : 44 – 50.

Moriarty, D.J.W. 1998. Disease Control in Shrimp Aquaculture with Probiotic Bacteria. Microbial Biosystems: New Frontiers. Proceedings of the 8th International Symposium on Microbial Ecology Bell CR, Brylinsky M, Johnson-Green P (eds) Atlantic Canada Society for Microbial Ecology, Halifax, Canada.

Muliani dan Nurbaya. 2012. Total Bakteri, Total Vibrio sp, Total Sulfate Reduction Bacteria (SRB), dan Total Sulphur Oxidazing Bacteria (SOB) pada wadah pemeliharaan pasca larva udang windu, Penaeus monodon menggunakan bakteri probiotik. Prosiding Seminar Nasional Tahunan IX, Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan Tahun 2012, Jilid I. Budidaya Perikanan. Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Nagata T, Meoq B, Kirchman DL. 2003. Microbial Degradation of Dissolved Organic Matter in Sea Water, Journal of Limnology and Oceanography 48, 745-754

Rohmana, D. 2009. Konversi limbah budidaya ikan lele menjadi biomassa bakteri heterotrof untuk perbaikan kualitas air dan pakan bagi udang galah, Macrobrachium rosenbergii. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Samocha, T. M., Susmita, P., Burger, J. S., Almeida, R. V., Abdul-Mehdi, A., Zarrein, A., Harisanto, M., Horowitz, A., dan D. L. Brock. 2006. Use of molasses as carbon source in limited discharge grow-out systems for Litopenaeus vannamei. Aquaculture America, hlm : 1 – 2.

Saenphon, C., N. Taw. M. H. Edi dan A. Gunawan. 2005. Culture trials on production potential of L. vannamei in heterotropic (bacteria floc) system. Makalah disajikan pada seminar WOC di Bali. Agustus 2005.

Schryver, P. D., R. Crab, T. Devoirdt, N. Boon, W. Verstraete. 2008. The basic of bioflocs technology : The added value for aquaculture. Aquaculture 227 : 125 – 137.

Supito, D. Adiwijaya, Maskar, J dan Damang. S. 2008. Teknik budidaya udang windu intensif dengan green water system melalui penggunaan pupuk nitrat dan penambahan sumber carbon. Media Budidaya Air payau. Nomor 7 Tahun 2008. Hal 38 – 53

Tampangallo, B.R., A. Mansyur dan M. Mangampa. 2012. Populasi Bakteri pada Budidaya Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Pola semi Intensif Dengan Pergiliran Pakan Protein Tinggi dan Rendah. Prosiding Seminar Nasional Tahunan IX, Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan Tahun 2012, Jilid I. Budidaya Perikanan. Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Usman, N.N. Palinggi, E. Harris, D. Jusadi, E. Supriyono, dan M. Yuhana. 2011. Pengaruh manajemen pemberian pakan terhadap pemanfaatan bioflok sebagai makanan ikan bandeng. Laporan Hasil Penelitian Balai Riset Perikanan Budidaya Ai Payau. 17 hal

Zhang, XH, B Austin. 2000. Pathogenicity of Vibrio harveyi to salmonids. J. Fish Dis, 23: 93–102.




DOI: https://doi.org/10.26618/octopus.v4i1.573

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Hidayat Suryanto Suwoyo, Bunga Rante Tampangallo

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License
OCTOPUS: Jurnal Ilmu Perikanan under by Creative Commons Attribution-NoDerivatives 4.0 International License.